Sabtu, 06 Agustus 2011

Short Attention Span - Sistractible (Gangguan Pemusatan Perhatian)

Ringkasan dari :
How to Help Children with Common Problems
Karangan: Charles E. Schaefer, Ph.D.
Howard L. Millman, Ph.D.

Rentang perhatian adalah panjang waktu yang mengiringi suatu aktivitas. Pemusatan perhatian dipengaruhi oleh kemampuan teralihkan (distractibility), di mana individu secara tidak terkendali berpindah ke aktivitas atau sensasi lain, karena pengaruh kebisingan, cahaya atau perasaan. Persistensi adalah kemampuan untuk tetap terfokus pada suatu kegiatan. Anak yang persistent distractible akan kembali ke satu kegiatan dan menyelesaikannya. Sedangkan anak yang nonpersistent distractible tidak dapat menyelesaikan tugasnya. Perhatian juga membutuhkan kemampuan untuk menentukan fokus dan menyaring materi yang tidak penting. Mekanisme penyaringan yang lemah mengakibatkan kesulitan dalam memperhatikan informasi atau kejadian relevan secara efisien.

Bayi memiliki kemampuan perhatian beragam. Ketika bayi menggapai-gapai sesuatu atau menatap suatu obyek, perhatiannya dapat teralihkan oleh stimulus lain. Bayi yang distractible akan berhenti menyusu ketika mereka terganggu. Seiring dengan perkembangannya, anak akan belajar untuk memperhatikan secara selektif dan tidak memberikan perhatian pada hal yang tidak relevan. Perhatian selektif berkembang bersama usia mental.

a. Anak usia 2 tahun dapat memusatkan perhatian kepada suatu obyek selama 7 menit,
b. Usia 3 tahun 9 menit,
c. Usia 4 tahun 12 menit,
d. Usia 5 tahun 14 menit.

Jika anak usia 2 tahun bermain dengan mainan selama setengah jam, berarti rentang perhatiannya termasuk panjang. Sebaliknya jika setiap hari ia hanya bermain beberapa menit, diindikasikan rentang perhatiannya pendek. Anak balita yang distractible akan bergerak terus-menerus dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain.

Di lingkungan sekolah anak yang distractible sering salah menempatkan benda-benda, tidak dapat menyelesaikan tugas dan terus menerus berpindah ke hal yang baru. Namun demikian rentang perhatian juga bergantung pada tipe stimulus. Jika mainan/kegiatan cukup menarik, anak distractible-pun dapat bermain dengan mainan itu dalam waktu cukup lama.

Meskipun rentang perhatian akan meningkat sesuai dengan usia, namun masih banyak anak-anak yang tetap sulit memusatkan perhatian hingga usia remaja.

Penyebab
Sebagaimana hiperaktif dan impulsif, rentang perhatian pendek (SAS) seringkali disebabkan gangguan perkembangan syaraf. Proses kematangan syaraf yang lambat dan disfungsi otak dapat mengakibatkan SAS.
SAS juga dapat merupakan sifat bawaan. Perbedaan temperamen dapat diamati sejak bayi. Ada anak yang sangat aktif, perhatiannya mudah teralihkan dan bergerak dari satu kegiatan ke kegiatan lain. Anak yang lain dapat sangat persisten, sungguh-sungguh serta tidak mudah teralihkan perhatiannya. Ini adalah suatu proses kerja otak untuk menentukan fokus dan menghilangkan stimulus yang tidak relevan secara tepat. Di samping itu persepsi pun harus tepat.

Persepsi visual dan auditori adalah kemapuan untuk menerima cahaya dan suara, memahami pengertiannya dan berespon secara tepat. Jika anak kurang mampu membedakan hubungan antara fokus dan latar belakang, ini akan mengakibatkan ia kurang dapat memusatkan perhatian. Misalnya, ketika guru berbicara sementara suasana begitu bising, anak tidak dapat memfokuskan perhatiannya pada suara guru sebagai bunyi pokok dan suara bising sebagai latar belakang yang tidak relevan. Di samping itu persepsi visual anak pun menjadi kacau sehingga ia tidak dapat memfokuskan materi visual pokok yang berarti di lingkungannya.

Anak yang tidak memahami tahapan (sequencing) juga akan bingung dan tidak dapat memusatkan perhatian. Tahapan kejadian (pertama, kedua, ketiga dst.) mensyaratkan anak mampu mendengar, memahami, mengingat dan mengambil tindakan yang tepat. Anak kecil yang distractible tidak dapat melakukan "ketuk pintu satu kali, kemudian buka jendela dan kemudian ambil pensil itu."

Faktor lingkungan dan psikologis juga berperan besar dalam menyebabkan SAS. Anak yang merasa cemas dan tidak aman, akan banyak bergantung pada bimbingan dan instruksi orang lain. Mereka tidak dapat mengikat diri (komit) pada satu tugas dan selalu membutuhkan dukungan dan dorongan dari orang lain.

Anak yang kurang matang dan tidak sabar sering menganggap bahwa penyelesaian tugas adalah tidak penting, dan berkata, "Saya ingin mengerjakan hal lain." Oleh karena itu anak seringkali menjadi kecil hati, berhenti mencoba dan tidak menyelesaikan apa yang telah dimulai. Rasa tidak aman dan kurang percaya diri menyebabkan ia tidak mampu memusatkan perhatian dan mudah teralihkan. Di samping itu anak yang banyak berangan-angan dan melamun memiliki perhatian terbatas pada lingkungannya. Masalah dalam memusatkan perhatian juga nampak pada anak dengan kesulitan belajar, terbelakang dan gangguan emosional.

Pencegahan Anak Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian

1. Memberikan Tugas yang Menjamin Keberhasilan Anak
2. Membimbing Anak Memfokuskan Perhatian
3. Perawatan Kandungan yang Baik

Memberikan Tugas yang Menjamin Keberhasilan Anak
Anak sulit memusatkan perhatian pada suatu tugas jika mereka sering dikritik. Penekanan terus-menerus terhadap kesalahan dan bagaimana seharusnya melakukan sesuatu membuat anak menyerah dan putus asa. Anak akan berusaha menghindari perasaan tidak nyaman ini dengan pindah dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain dan tidak mau menghadapi kegagalan yang mungkin terjadi dari tugas yang tidak selesai. Kecemasan dihindari dengan cara tidak memberikan perhatian dan secara konstan bergerak ke situasi yang lain. Oleh karena itu untuk mencegahnya, orang tua harus memilihkan tugas yang diyakini akan berhasil dikerjakan anak dan kemudian memujinya ketika anak usai mengerjakannya.

Anak yang merasa tidak mampu akan segera berhenti memusatkan perhatian ketika ia menghadapi situasi yang dianggap sulit dan menimbulkan frustrasi. Rasa mampu dapat ditingkatkan dengan kombinasi pemberian penghargaan/dorongan serta keberhasilan menyelesaikan tugas.

Tugas yang terlalu sulit atau terlalu mudah tidak akan meningkatkan perasaan mampu. Sehingga orang tua perlu memberikan tugas yang cukup menantang yang menimbulkan perasaan ingin mencoba pada anak. Anak yang merasa bahwa "Saya dapat melakukan hal itu" akan memusatkan perhatiannya dan tidak mudah teralihkan.

Membimbing Anak Memfokuskan Perhatian
Cara memfokuskan perhatian dapat diajarkan sejak kecil. Memuji anak yang dapat memusatkan perhatian adalah kunci pencegahan kurangnya kemampuan pemusatan perhatian. Pujilah anak di bawah usia 3 tahun yang dengan gembira sanggup memainkan satu jenis permainan dalam jangka waktu yang cukup lama. Misalnya, mendirikan dua bangunan rumah dari balok-balok.

Ajarkan ketrampilan pengenalan kesamaan dan perbedaan obyek. Pada tugas ini, anak harus memusatkan perhatian pada bentuk yang menonjol dari obyek agar dapat mengenali persamaan dan perbedaannya. "Bagus sekali, kamu bisa mengambil semua balok yang kecil ke sini dan balok yang besar ke sana." Perhatian yang terfokus secara tidak langsung akan menunjang kemampuan persistensi. Jangan lupa untuk selalu memuji bila anak tidak teralihkan perhatiannya atau tidak mengalami frustrasi. "Wah, hebat lho kamu mau mencoba lagi, padahal hampir gagal."

Ajari anak cara menghindari pengalihan perhatian, salah satu caranya yaitu dengan memberikan contoh tetap meneruskan pengerjaan tugas ketika anak mulai mengacau. Dan jika anak pindah dari satu tugas yang belum selesai ke tugas lain, orang tua dapat membiarkannya dan tidak memarahi anak. Kuncinya adalah jangan memberikan perhatian (positif atau negatif) ketika anak teralihkan perhatiannya.

Pada usia 4 tahun anak perlu belajar melakukan diskriminasi pemusatan perhatian. Mereka dapat membedakan kapan harus memusatkan perhatian (ketika seseorang bicara, membaca dll.) dan kapan tidak perlu memusatkan perhatian (bermain bebas, beristirahat, dll.) Kemampuan memusatkan perhatian dan tidak mudah teralihkan ini selanjutnya akan berhubungan dengan kemampuan belajar di sekolah secara efisien.

Perawatan Kandungan yang Baik
Gangguan pemusatan perhatian dapat diakibatkan gangguan pada masa bayi dalam kandungan. Kondisi fisik ibu hamil dan kesehatan mentalnya berpengaruh pada perkembangan otak janindan kurangnya kemampuan memusatkan perhatian. Telah diketahui umum bahwa mengkonsumsi rokok, narkoba, alkohol dan obat-obatan memiliki efek negatif pada perkembangan janin. Di samping itu, masalah psikologis yang serius pada ibu hamil dapat juga membawa pengaruh pada janin. Hasil penelitian menunjukkan, adanya hubungan antara kurangnya kemampuan konsentrasi dan timbulnya masalah kesulitan belajar dengan ketegangan emosional yang lama pada masa kehamilan.

Tindakan Yang Perlu Dilakukan Untuk Menghadapi Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian
1. Mengatur Lingkungan/Struktur dan Mengurangi Distraksi
2. Memberikan Imbalan ketika Anak Memfokuskan Perhatian
3. Menggunakan Metode Profesional

Mengatur Lingkungan/Struktur dan Mengurangi Distraksi
Cara yang paling baik untuk anak yang mudah teralihkan perhatiannya (distractible) adalah dengan mengatur lingkungan anak untuk meminimalkan sumber yang dapat mengalihkan perhatian dan memaksimalkan ketertarikan pada stimulus yang perlu diperhatikan.

Agar anak dapat lebih efisien dalam memusatkan perhatian, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, misalnya, penggunaan karpet di lantai untuk mengurangi kebisingan. Menyimpan barang-barang tertentu dalam bufet dan laci terkunci. Mengatur meja belajar dengan rapi dan bersih. Membereskan kembali benda-benda setelah selesai belajar atau bermain.

Penggunaan kartu dalam belajar untuk beberapa anak sangat cocok dilakukan, sehingga anak hanya terfokus pada kartu tertentu yang memuat masalah atau gambar yang sedang dipelajari. Anak lain yang mudah terganggu dengan suara bising, dapat menggunakan kapas untuk menutup kuping ketika belajar. Namun demikian kurangi hal-hal tersebut secara bertahap, sehingga anak akhirnya tidak memerlukan menutup kuping lagi.

Pengaturan lingkungan/struktur ini harus dilakukan dengan penuh perencanaan. Jika anak sudah dapat memusatkan perhatian dengan baik pada obyek yang disukainya, maka kemudian mereka harus diperkenalkan pada obyek yang kurang disukai.

Tugas-tugas harian di rumah dan di sekolah pun harus dibuat spesifik, sehingga membuka kesempatan anak untuk berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Oleh karena itu berikan rentang waktu yang pendek dengan tambahan waktu untuk istirahat dan bermain. Rentang waktu penyelesaian tugas secara bertahap akan meningkat jika anak mampu memusatkan perhatian dalam periode waktu yang lebih lama. Penggunaan timer dapat berguna sebagai penunjuk batas akhir tugas atau awal periode bermain. Banyak anak senang dengan penggunaan timer ini dan akan merasa lebih mandiri jika perencanaan interval waktunya pun ditentukannya sendiri.

Mengatur lingkungan/struktur itu membutuhkan strategi. Seluruh instruksi harus diberikan secara jelas dan spesifik. Orang tua harus yakin bahwa anak memperhatikan ketika kita memberikan instruksi. Hindarkan pembicaraan yang tidak berguna. Orang tua yang bicara berlebihan mengganggu anak yang memiliki rentang perhatian pendek. Oleh karena itu instruksi yang jelas adalah yang hanya menyangkut aspek yang relevan dari suatu tugas.

Orang tua pun sebaiknya mencontohkan tingkah laku reflektif, yaitu dengan mengajari anak berhenti sejenak (pause), berpikir dan mendengarkan dan bukan bertindak impulsif (segera, tanpa pertimbangan terlebih dahulu). Dengan cara ini anak akan memiliki kerangka berpikir untuk memfokuskan perhatian pada pembicaraan atau tulisan.
Jelaskan tingkah laku apa yang diharapkan orang tua dari anak secara rinci, dan lakukan segala hal secara teratur dan jelas konsekuensinya. Anak yang mengetahui apa yang diharapkan akan merasa aman dan tidak akan mudah teralihkan perhatiannya.

Memberikan Imbalan ketika Anak Memfokuskan Perhatian
Rentang perhatian, dapat ditingkatkan dengan memberi imbalan pada anak ketika ia dapat memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang lebih lama. Imbalan dapat berupa pujian atau hadiah kecil. Orang tua atau guru dapat menggunakan metode kontrak atau pemberian token (lihat bagian hiperaktivitas).

Berikanlah imbalan walau sekecil apa pun usaha anak untuk memusatkan perhatian. Imbalan semakin ditingkatkan, jika rentang waktu perhatian lebih besar. Anak akan sangat senang jika orang tua menghargai usahanya sebesar apa pun itu. Sehingga anak tidak menganggap, bahwa orang tua hanya menilai kekurangannya saja.

Usaha ini membutuhkan kesabaran tinggi dari orang tua, karena harus dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Cara ini juga dapat diberikan dalam situasi kelompok (misalnya dalam kelas). Penelitian menunjukkan bahwa dengan memberi imbalan pada seorang anak karena dapat memusatkan perhatian dengan baik akan meningkatkan ketrampilan konsentrasi pada anak lain.

Menggunakan Metode Profesional
Bimbingan khusus oleh guru atau terapis dapat dilakukan di sekolah atau secara privat di rumah. Kuncinya adalah mengajarkan ketrampilan dasar yang dapat meningkatkan kemampuan berkonsentrasi.

Beberapa contoh pengajaran yang dapat dilakukan, misalnya:
• Menentukan kata yang salah dalam kalimat. Hal ini dimaksudkan agar anak menyadari adanya kejanggalan pada suatu hal, "Saya memberi garam pada teh agar terasa manis." Kata mana yang salah, mengapa dan apa yang seharusnya?
• Melatih persepsi figure and ground. Latihan diberikan baik secara visual maupun auditori, gambarkan obyek yang penting dari latar belakang yang kurang penting. Guru di kelas adalah pusat perhatian dan benda-benda yang lain adalah latar belakangnya pada saat itu.
• Melatih berpikir sekuensial (keurutan). Cara ini mengajarkan anak untuk mengetahui tahapan apa yang pertama, kedua, ketiga, dst.

Di samping itu anak dapat diajari menggunakan self-talk untuk membimbing tingkah laku mereka di rumah. "Berhenti, lihat dan dengar" dapat diingat anak dan dilatih dalam berbagai situasi. Anak usia 4 atau 5 tahun pun dapat diajari melakukan metode tersebut.

Teknik lain yang dapat digunakan, yaitu, relaksasi dan latihan pernafasan. Ide dasarnya yaitu untuk mengajar anak bagaimana menenangkan dirinya secara fisik maupun psikologis sehingga proses pemusatan perhatian menjadi lebih natural dan efisien. Latihan relaksasi otot cukup efektif untuk anak hiperaktif dan distractible. Sedangkan untuk anak yang mengalami kecemasan, dan ketegangan, atau anak yang merasa tidak aman (ada masalah emosional) dapat melakukan kegiatan bermain yang merupakan bagian dari psikoterapi.

Dengan cara ini masalah dapat ditemukan, dipahami dan diselesaikan, sehingga anak merasa lebih aman akan lebih mampu memusatkan perhatian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar atau permasalahan yang ingin dikonsultasikan ke formulir ini :