Selasa, 16 November 2010

Anak Tidak Suka Membaca

Assalaamu'alaikum wr. wb.


Dear orang tua yang shaleh,

kali ini saya ingin berbagi cerita, tentang seorang ibu pernah mengeluh,
katanya anaknya tidak suka membaca.
"Dia sukanya main dan tidak tertarik pada buku..." keluh beliau.
Betulkah memang ada anak yang tidak suka membaca? Kalau tidak suka
membaca lalu bagaimana kelak dia bisa belajar?

Sebelum mencap anak kita tidak suka membaca, mari kita renungkan
sebentar makna dari kata "membaca" ini.

Allah pertama kali mewahyukan kepada nabi Muhammad dengan perintah
untuk membaca. "Iqra' ", begitu bunyinya. Sementara kita semua tahu
bahwa Rasulullah SAW awalnya tidak bisa membaca-menulis.

Tapi sebenarnya... apakah beliau betul-betul tidak suka dan tidak
pernah "membaca"? Sebelum wahyu diterima, beliau adalah pribadi
yang suka berpikir, beliau memperhatikan keadaan di sekelilingnya,
memperhatikan perilaku manusianya, memperhatikan fenomena di
sekitarnya, berujung kegelisahan yang membawa beliau khusyu'
merenung di gua Hira, mencari jawaban dari segala permasalahan yang
ditemukan dalam pengamatan.

Mari kita ingat-ingat lagi kisah nabi Ibrahim, bagaimana di masa
mudanya beliau mencari Tuhannya dengan merenungi alam semesta.
Hingga dikisahkan beliau memperhatikan matahari yang akhirnya
tenggelam dan bulan yang akhirnya memudar.

Jika kita perhatikan cara Allah sendiri mengajari manusia dalam
Al-Qur'an :

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia
diciptakan?

Dan bumi, bagaimana ia ditinggikan?

Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?

Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?..." (Al Ghaasyiyah, 88 : 17-20)

Jika disampaikan ke anak-anak, bisakah ayat di atas diuraikan
menjadi: "Gimana caranya ayam ini (kodok, ulat, cacing) bisa ada?
Dilahirkan langsung atau jadi telur dulu? dan lain-lain

Dan bumi, seperti apa bentuknya? Bumi ada di mana? Apakah gunung
itu dan untuk apa? dan lain-lain

Sedikit saja anak-anak dipancing rasa ingin tahunya, bisa
berkembang menjadi jutaan pertanyaan yang bisa membuat orang tua
kewalahan. Semua binatang diabsen, ditanya bertelur atau beranak?
Bumi sebesar apa, besar mana sama rumah? :).

Dan kita bisa menjelaskan lebih panjang, bahwa mahluk hidup
bermacam-macam cara reproduksinya, ada yang membelah, ada yang
harus didahului perkawinan, ada yang telurnya berkembang di dalam
perut, ada yang harus dikeluarkan dulu, dan lain sebagainya.

Juga bahwa bumi bentuknya bulat, sebetulnya tidak diam tapi berputar pada porosnya.
Pada saat itu anak bisa dibawa lebih jauh untuk membaca dengan
media buku. Salah satu yang patut kita syukuri hidup di jaman ini,
bahwa banyak informasi sudah tercetak, tinggal kita memilih dan
memilah.

Oh iya, rasa ingin tahu anak-anak itu sejatinya alami, terutama
jika sejak awal kita sudah memfasilitasi rasa ingin tahunya, dengan
sabar menunggunya ketika dia mogok di tengah jalan karena ada
kumbang yang menempel di daun, ketika daun putri malu tiba-tiba
menguncup ketika kesenggol kakinya, ketika tiba-tiba ada suara
kambing mengembik, atau ketika mobil favoritnya lewat.

Jadi... sebenarnya... ada anak yang tidak suka membaca atau tidak ya..s? :)

(dikutip dari Al-Qur'an dan berbagai sumber)

Senin, 15 November 2010


MANFAAT MEMPELAJARI KISAH-KISAH MASA LALU
Manfaat mempelajari sejarah di antaranya adalah sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak manusia yang belajar dari sejarah, belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri tapi juga dari pengalaman orang lain di masa lalu. Sebagaimana terdapat dalam Al-Quran Surah An-Naml ayat 74-76:

وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ (74) وَمَا مِنْ غَائِبَةٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (75) إِنَّ هَذَا الْقُرْآَنَ يَقُصُّ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَكْثَرَ الَّذِي هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (76)

Dan sungguh, Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi di langit dan di bumi, melainkan (tercatat) dalam kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh). Sungguh Al-Quran ini menjelaskan kepada Bani Israil sebagian besar dari (perkara) yang mereka perselisihkan.

Dalam Tafsir ILMA Surah An-Naml, kandungan ayat 74-76, disebutkan:
Allah Swt. mengetahui isi hati, pikiran, dan perbuatan manusia (ayat 74). Nabi Muhammad Saw. mengetahui cara-cara yang tepat menghadapi Bani Israil pada masanya, setelah beliau mempelajari kisah Bani Israil pada masa lalu (ayat 76).
DOA AGAR LANCAR BERBICARA
Doa agar lancar berbicara ini terdapat dalam Surah Thoha ayat 25-28:

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26) وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي (27) يَفْقَهُوا قَوْلِي (28

Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku

Dalam Tafsir ILMA Surah Thoha, kandungan ayat 24-37, disebutkan:
Setelah semua mukjizat diperlihatkan, di ayat 24, Allah Swt. memberi petunjuk, "Pergilah menemui Fir'aun (untuk mengingatkannya)! Sebab, dia telah berbuat tidak adil.." Karena Nabi Musa a.s. tidak lancar berbicara, dia berdoa kepada Allah Swt. dan meminta untuk ditemani oleh Nabi Harun a.s.. Doa Nabi Musa a.s. yang ada di ayat 25-28 sering dibaca oleh umat Islam, agar Allah Swt. memberi kelancaran ketika menyampaikan petunjuk Allah Swt. kepada orang lain.
BUKTI KASIH SAYANG ALLAH SWT.
Bukti kasih sayang Allah Swt. Sangat banyak sekali, di antaranya ada dalam Surah Ar-Rahman ayat 1-9:

الرَّحْمَنُ (1) عَلَّمَ الْقُرْآَنَ (2) خَلَقَ الْإِنْسَانَ (3) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (4) الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ (5) وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ (6) وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ (7) أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ (8) وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ (9)

(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al Qur'an. Dia menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu
Dalam Tafsir ILMA Surah Ar-Rahman, Kandungan ayat 1-9, disebutkan:

.........di awal Surah Ar-Rahman, Allah Yang Maha Pengasih memberi kita petunjuk di Al-Quran agar kita tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Untuk mempelajari Al-Quran, Allah Swt. memberi kita kemampuan berpikir dan berbicara (al-Bayan). Yuk, laksanakan petunjuk-Nya, setepat mungkin, tidak mengurangi tidak pula menambahkan (al-Mizan). Matahari, bulan, bintang dan pepohonan pun melaksanakan aturan Allah Swt. dengan tepat (sujud), hingga alam semesta berjalan teratur.
Demikian, semoga bisa menginspirasi aktivitas Anda dan keluarga di hari ini....