Tokoh cerita :
1. Edwin
2. Dence
3. Ricky
4. Alfonns
5. Rere
6. Amel
7. Mitha
8. Rosma
9. Orang Misterius (Mr.X)
10. Mantan penghuni villa
11. Warga
Sinopsis
Pada suatu malam, di sebuah villa yang bernama “Hello”, yang terletak di sebuah daerah terpencil, terjadi pembantaian dan pembunuhan terhadap sebuah keluarga. Pelaku pembantaian dan pembunuhan ini adalah orang misterius (Mr.X) yang menggunakan topeng saat beraksi. Tidak diketahui dengan pasti apa motif yang melatarbelakangi perbuatannya. Korban dari peristiwa ini adalah seorang ibu dan anak laki-lakinya. Sebelum dibunuh mereka dibantai terlebih dulu dengan senjata tajam (pisau, pisau tusuk dengan 3 ujung). Sementara sang ayah hanya bisa menangis dan berteriak melihat kejadian ini. Ia tak bisa melawan Mr.X. sejak peristiwa tragis itu, villa Helllo tidak lagi dihuni.
10 tahun kemudian…………………….
Sekelompok anak muda (Edwin, dence, Ricky, Alfons, Rere, Amel, Mitha, dan Rosma) merencanakan liburan keluar kota. Dipilihlah oleh mereka sebuah villa di daerah terpencil, yang merupakan villa dari keluarga Rosma. Villa itu bernama “Hello”.
Perjalanan jauh yang cukup melelahkan melewati jalan yang jelek, jembatan kayu, dan persawahan. Di tengah perjalanan mereka berhenti disebuah warung kecil untuk istirahat. Di warung tersebut ada dua orang laki-laki yang mengamati kedatangan mereka, yang satu hanya mencermati pembicaraan mereka tanpa kata-kata dan yang seorang lagi mengalami gangguan jiwa. Di saat istirahat ini Alfons yang menaruh perhatian kepada Mitha mulai mengadakan pendekatan. Rosma yang mengetahui hal itu merasa tidak suka.
Sampai di villa , mereka mendapati rumah yang tidak lagi terawat, berantakan, kotor, dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan sebelumnya. Merekapun mulai membersihkan villa itu. Seseorang mulai mengintai keberadaan mereka, namun tak satupun dari mereka yang menyadari kedatangannya.
Malam harinya saat mereka di tepi danau, seseorang kembali mengawasi mereka, ia adalah Mr.X. Edwin dan Amel pergi berdua memisahkan diri dari teman-temannya. Mr.X mengikuti mereka. Tiba-tiba Mr.X berada dibelakang mereka, dan mencoba membunuh Edwin dan Amel. Edwin terbunuh sementara Amel terluka parah.
Saat semua tertidur, tiba-tiba Mitha menjerit histeris, ketakutan, nafasnya terengah-engah. Mitha mengalami mimpi buruk. Dalam kondisi tersadar Mitha seperti mendengar sesuatu, ia yakin bahwa itu adalah suara Amel. Mitha dan Rere berlari menuju pintu depan dan mendapati Amel dalam keadaan terluka parah. Mereka panik dan bingung. Keributan ini membuat seluruh penghuni villa (teman-temannya) bangun. Mereka semua terlihat panik, berteriak histeris saat melihat kondisi Amel yang sangat parah. Suasana bertambah panik saat mereka tak mendapati Edwin bersama Amel. Ricky dan Alfons keluar mencari Edwin, namun pencarian ini tak membuahkan hasil, mereka hanya menemukan baju berlumuran darah. Mereka kembali ke villa.
Saat tersadar Amel menjerit histeris mengingat peristiwa pembunuhan terhadap Edwin. Pencarian kembali dilakukan oleh Ricky, Mitha dan Rosma. Di tengah hutan mereka bertemu dengan Mr.X. Terjadi perkelahian antara Ricky dan Mr.X. Ricky terjatuh ke dalam jurang. Mitha melawan namun tak berhasil. Mitha dan Rosma berlari, dikejar-kejar Mr.X.
Saat kembali ke villa, Rere terkejut karena tak melihat Ricky bersama Mitha dan Rosma. Rere menjerit histeris dan shock kehilangan orang yang dicintainya. Beberapa saat kemudian keadaan mulai tenang, namun Mr.X masih mengintai mereka dari luar.
Alfons dan Mitha duduk berdua sambil menceritakan kondisi Rere yang sangat terpukul karena kehilangan Ricky (lelaki pertama yang dicintainya). Rere pernah mengalami trauma dengan laki-laki karena ayahnya pernah selingkuh. Pembicaraan pun berlanjut pada pribadi mereka berdua. Rosma mendengar pembicaraan mereka dari balik sekat (dinding) bambu. Rosma merasa tidak suka melihat Alfons dan Mitha berduaan dan terlihat akrab.
Mr.X memasuki villa itu, Rosma adalah orang pertama yang melihat kedatangannya. Namun, sejak saat itu pula Rosma menghilang. Rere dan Dence menjerit histeris saat melihat Amel yang tidur disamping mereka telah terbunuh. Kepanikan kembali terjadi.
Alfons, Mitha, Rere dan Dence berlari ke hutan mencari Rosma. Langkah mereka diikuti oleh Mr.X. Di tengah hutan, dence yang penakut terpisah dari teman-temannya. Saat Dence sendirian, Mr.X mendekatinya dan membunuhnya dengan cara yang sadis.
Alfons, Mitha, dan Rere masuk ke dalam sebuah gubug. Dalam gubug itu mereka melihat banyak sekali senjata. Rere terkejut saat melihat Mr.X sudah berada di depannya. Rere berlari menuju hutan. Mr. X mengejarnya serta berusaha membunuh Rere. Rere terjatuh dalam lubang, Mr.X meninggalkannya dan kembali mengejar Alfons dan Mitha. Terjadi perkelahian antara Alfons dan Mr. X, namun Alfons kehilangan jejak Mr.X. Saat Alfons mengejar Mr.X, ternyata Mr.X menemui Mitha dan berusaha membunuhnya. Mitha berlari kembali ke villa. Mr.X terus mengejar Mitha, Mitha sangat ketakutan dan bingung mencari tempat sembunyi.
Saat Mr.X berusaha membunuh Mitha, tiba-tiba seseorang melepaskan tembakan ke arah Mr.X. Mr.X berlari dalam keadaan terluka. Orang yang melepaskan tembakan tersebut ternyata adalah mantan penghuni villa yang 10 tahun yang lalu keluarganya dibunuh oleh Mr.X.
Mr.X berlari ke dalam gua. Di sanalah ia tinggal. Di dalam gua tersebut ia tinggal seorang diri. Di gua itu terdapat beberapa senjata dan potongan-potongan koran yang memuat berita pembunuhan. Mr.X duduk memegangi kepala sambil diterangi oleh lampu minyak. Ia teringat kembali pada peristiwa-peristiwa pembunuhan yang pernah dilakukannya sejak 10 tahun lalu hingga saat ini. Ia juga mengingat ibunya yang terbunuh dan kehilangan bola matanya. Saat itu ia masih kecil. Setiap melakukan pembunuhan ia berusaha mengambil bola mata dari korbannya untuk dipasangkan pada sebuah boneka wanita berkerudung yang ia anggap ibunya. Tapi tidak pernah ada yang membuatnya puas, sehingga ia bernaluri untuk selalu membunuh.
Mitha dan mantan penghuni villa mengikuti Mr.X sampai ke gua. Terjadi perkelahian antara Mr.X dan orang itu. Tiba-tiba dari belakang seseorang melepaskan tembakan ke arah mantan penghuni villa, ia pun terbunuh. Ternyata yang menembak adalah Rosma. Rosma mengatakan pada Mr.X bahwa ia sudah lelah mengikuti kemauannya. Rosma ternyata adalah anak dari Mr.X. Mitha terkejut saat tahu bahwa rosma yang merencanakan pembunuhan teman-temannya.
Mitha berlari sampai di tepi sebuah jurang, Rosma mengejarnya. Rosma berusaha mendekati Mitha, tapi Mitha selalu menjauh. Rosma mengatakan bahwa ia mencintai Mitha dan meyakinkan Mitha bahwa ia akan bahagia hidup bersamanya. Alfons datang membantu Mitha. Mereka berkelahi dan Rosma jatuh ke jurang. Di akhir cerita Mitha bertemu dengan Alfons, ricky dan Rere yang ternyata masih hidup karena ditolong oleh seorang warga yang mengalami gangguan jiwa.
Symptom-symptom yang muncul :
1. Mr. X
v Selalu dibayangi oleh masa lalu
v Agresif
v Keinginan untuk selalu membunuh
v Menarik diri dari lingkungan
v Penampilan aneh (bertopeng, memakai jas, dan selalu membawa senjata tajam)
v Sadis
v Sikap bermusuhan
v Gangguan berlangsung lama (>10 tahun)
v Tidak memiliki perasaan bersalah
v Mengabaikan norma/aturan
v Tidak mempertanggungjawabkan perbuatannya
2. Rosma
v Ketertarikan pada jenis kelamin yang sama
v Merasa cemburu bila orang yang dicintainya bersama laki-laki
v Ekspresi emosi dibuat-buat (bersandiwara)
v Sikap bermusuhan
v Agresif
v Sadis
Analisis
Berdasarkan symptom-symptom yang muncul dapat disimpulkan bahwa Mr.X mengalami gangguan kepribadian anti sosial (psikopat). Hal ini dapat dilihat dari perilakunya yaitu :
a. Agresif : terlihat dari tindakan-tindakan kekerasan
b. Keinginan untuk selalu membunuh : tidak pernah puas dengan apa yang telah dilakukannya, sehingga melakukan berulang-ulang.
c. Menarik diri dari lingkungan : tinggal sendirian di dalam gua, tidak melakukan kontak sosial dengan orang lain
d. Sadis : selalu mengawali pembunuhan dengan pembantaian dan mengambil bola matanya di akhir aksinya.
e. Sikap bermusuhan : menganggap semua orang adalah musuhnya
f. Tidak memiliki perasaan bersalah : melakukan pembunuhan secara terus menerus, tidak pernah menyesal
g. Mengabaikan norma/aturan : tidak mempedulikan aturan-aturan hukum yang berlawanan dengan tindakannya.
h. Tidak mempertanggungjawabkan perbuatannya : selalu meninggalkan korbanya begitu saja tanpa ada tanggung jawab moral.
Dikatakan gangguan kepribadian karena gangguan sudah berlangsung lama dan berawal dari pengalaman masa kecil yaitu ketika Mr.X melihat ibunya terbunuh dengan bola mata terlepas. Pengalamannya di masa kecil ini memicu Mr.X melakukan tindakan-tindakan agresif. Dalam melakukan tindakan-tindakan agresinya Mr.X tidak hanya sendiri, ia memperalat anaknya (Rosma) untuk mendapatkan target korban.
Berdasarkan PPDGJ-III yang dimaksud dengan kepribadian anti sosial (psikopat) adalah suatu gangguan yang ditandai oleh :
- Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain
- Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus (persistent), serta tidak peduli norma, peraturan, dan kewajiban sosial.
- Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama, meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya.
- Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang yang rendah untuk melampiaskan agresi, termasuk tindakan kekerasan.
- Tidak mampu mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari pengalaman, khususnya dari hukuman.
- Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan masyarakat.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.
Symptom-symptom yang muncul pada Mr.X bila dicocokkan dengan kriteria yang terdapat pada PPDGJ-III, telah memenuhi syarat untuk didiagnosis mengalami ganggguan kepribadian anti sosial (psikopat).
Sementara itu Rosma anaknya juga mengalami gangguan yang sama dengan ayahnya. Namun, gangguan yang dialami Rosma diperoleh dari proses belajar dari ayahnya, saat diperalat oleh ayahnya untuk mencari target korban. Rosma sendiri mengalami kelainan seksual yaitu lesbian. Lesbian adalah gangguan seksual dimana seseorang memiliki ketertarikan kepada jenis kelamin yang sama yaitu perempuan dengan perempuan. Hal ini dapat dilihat dari perilaku :
a. Ketertarikan pada jenis kelamin yang sama : pernyataan Rosma pada Mitha bahwa ia mencintainya dan meyakinkan Mitha bahwa Mitha akan bahagia hidup bersamanya.
b. Merasa cemburu bila orang yang dicintainya bersama laki-laki : merasa tidak suka bila Mitha bersama Alfons.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar atau permasalahan yang ingin dikonsultasikan ke formulir ini :