Banyak orang berpikir bahwa hanya orangtua saja yang bisa mengalami stress. Anak kecil biasanya hidupnya bahagia. Anak remaja juga hidupnya bahagia. Namun,sebenarnya hal itu tidak tepat. Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang bebas stress. Bahkan anak kecil pun bisa stress karena mendapat nilai jelek di sekolahnya (bahkan sampai ada kasus anak kecil yang bunuh diri). Anak remaja yang putus cinta pun mengalami depresi bahkan sampai minum obat untuk bunuh diri. Setiap tahap kehidupan ada tekanan hidupnya masing – masing. Oleh karena itu, stress itu WAJAR ! Semua orang di dunia ini pernah stress. Tergantung bagaimana cara kita menyikapi stress yang datang ke dalam hidup kita.
Jadi, stres dialami bila suatu situasi dinilai melebihi kemampuan / sumber daya yang ia miliki. (Lazarus 1984). Masa Pensiun adalah salah satu penyebab stress tertinggi pada orang lanjut usia. (Holmes dan Rahe, 1967). Hal ini disebabkan karena pekerjaan merupakan salah satu faktor terpenting yang bisa mendatangkan kepuasan (karena uang, jabatan, dan dapat memperkuat harga diri). Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan, sehingga menjelang masa tibanya sebagian orang sudah merasa stress karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi. Bahkan tidak jarang orang yang menderita Post Power Syndrome di masa pensiunnya.
Post
power syndrome
banyak dialami oleh mereka yang baru saja menjalani masa pensiun. Istilah
tersebut muncul untuk mereka yang mengalami gangguan psikologis saat memasuki
waktu pensiun. Stres, depresi, tidak bahagia, merasa kehilangan harga diri dan
kehormatan adalah beberapa hal yang dialami oleh mereka yang terkena post power syndrome.
Antara pria dan wanita, pria lebih rentan terhadap post power sindrome karena pada wanita
umumnya lebih menghargai relasi dari pada prestise, prestise dan kekuasaan itu
lebih dihargai oleh pria.
Post-power
syndrome,
yakni gejala individu membayangkan kebesaran dan kemampuan di masa lalu.
Individu pensiun yang mengalami post-power syndrome akan mengalami
masa-masa depresi yang berat ketika tidak mampu menerima kenyataan yang ada
atau despair, tuntutan hidup yang mendesak dan kurang mampu menyesuaikan
diri dengan baik
Individu dengan tipe kepribadian
A lebih rentan untuk mengalami stres, frustasi, merasa diremehkan ketika ia
memasuki masa pensiunnya bila dibandingkan dengan individu dengan tipe
kepribadian B. Tipe kepribadian A mempunyai tuntutan lebih dalam pekerjaan mereka
dan berorientasi prestasi individu yang ambisius. Di sisi lain, mereka mudah marah dan terkadang bersikap agresif. Dalam
menghadapi masa pensiun, mereka cenderung lebih sulit menerima keadaan karena
pada masa produktifnya, mereka menghabiskan waktunya untuk bekerja bahkan saat
luang sekalipun.
Sedangkan tipe kepribadian B, lebih
rileks dan tenang. Pada masa produktifnya, mereka lebih memanfaatkan waktu
luang yang ada untuk beristirahat sejenak. Mereka tidak merasa tertuntut oleh
waktu yang terbatas dan tidak terlalu terpengaruh oleh situasi berkompetisi.
Sehingga dalam menghadapi masa pension, mereka lebih bisa bersyukur dan
menerima kenyataan. Mereka lebih memilih untuk berpikir positif dan menikmati
masa pensiun mereka yang bisa dilakukan dengan melakukan hobinya, hidup santai
bersama keluarga agar terhindar dari stres.
Ciri-ciri orang yang rentan menderita post power syndrome;
·
Orang-orang yang senangnya dihargai dan dihormati orang lain, yang
permintaannya selalu dituruti, yang suka dilayani orang lain.
·
Orang-orang yang membutuhkan pengakuan dari orang lain karena kurangnya
harga diri, jadi kalau ada jabatan dia merasa lebih diakui oleh orang lain.
·
Orang-orang yang menaruh arti hidupnya pada prestise jabatan dan pada
kemampuan untuk mengatur hidup orang lain, untuk berkuasa terhadap orang lain.
Istilahnya orang yang menganggap kekuasaan itu segala-galanya atau merupakan
hal yang sangat berarti dalam hidupnya.
Beberapa Gejala Post Power Syndrome :
·
Gejala fisik, misalnya menjadi jauh lebih cepat terlihat tua tampaknya
dibandingkan waktu ia bekerja. Rambutnya didominasi warna putih (uban),
berkeriput, dan menjadipemurung, sakit-sakitan, tubuhnya menjadi lemah
·
Gejala emosi, misalnya cepat tersinggung kemudian merasa tidak berharga,
ingin menarik diri dari lingkungan pergaulan, ingin bersembunyi, dan sebagainya
·
Gejala perilaku, misalnya malu bertemu orang lain, lebih mudah melakukan
pola-pola kekerasan atau menunjukkan kemarahan baik di rumah atau di tempat
yang lain
Sesungguhnya, masa pensiun tetap bisa dilalui dengan rasa bahagia. Semuanya
tergantung bagaimana cara kita mengelola perubahan hidup yang terjadi sehingga kita bisa
TETAP
BAHAGIA! Ingatlah bahwa tujuan kita bukan untuk menghilangkan stress tetapi
belajar bagaimana mengelolanya. Langkah pertama untuk bisa mengelola stress
adalah kita harus mengidentifikasi hal – hal apa saja yang menjadi sumber /
penyebab stress. Dengan mengidentifikasi dan menyadari pengaruhnya dalam
kehidupan kita, kita sudah mulai melakukan manajemen stress.
Beberapa hal yang dapat menjadi sumber stress pada masa pensiun (Helmi,
2011) adalah :
1. Kehilangan Jabatan
Masa pensiun seringkali menimbulkan stress, karena individu akan menghadapi
kondisi powerless, di mana ia akan
kehilangan status tertentu. Hal ini biasanya lebih tampak pada laki – laki.
Bagi laki – laki, pekerjaan mempunyai arti yang penting bagi aktualisasi diri.
Dengan pensiun, seolah – olah laki – laki akan kehilangan powernya. Padahal
yang hilang sebenarnya adalah legitimated power (ada surat keputusan yang sah
menunjukkan bahwa dia tidak bekerja lagi). Hal ini membuat banyak orang
mengalami post power syndrome.
2. Perubahan Aktivitas
Saat masih bekerja ada aktivitas rutin yang dilakukan selama 8 jam setiap
hari (berangkat pk. 07.00, pulang pk. 16.00). Setelah pensiun, tidak ada lagi
aktivitas rutin yang menanti seperti saat bekerja. Jika tidak dipersiapkan maka
hari – hari tanpa aktivitas yang bermakna akan terasa sangat membosankan dan
panjang.Seringkali masalahnya bukan pada uang, tetapi aktivitas apa yang harus
dikerjakan nanti setelah pensiun ?
3. Perubahan Fasilitas
Tidak semua perusahaan memberikan fasilitas yang sama pada semua karyawan.
Ada perusahaan yang memberikan fasilitas rumah dan perawatannya, sehingga
individu tidak memiliki persiapan saat pensiun. Atau fasilitas seperti asuransi
dan rumah sakit. Jika sudah pensiun, tidak semua perusahaan tetap memberikan
fasilitas asuransi dan rumah sakit. Padahal saat memasuki usia pensiun, tidak
semua asuransi mau menerima karena usia sudah mulai beranjak tua dan terkadang
sudah mengidap penyakit tertentu.
4. Sakit di Hari Tua
Dengan bertambahnya usia, kondisi fisik semakin turun, penyakitpun
berdatangan. Stress paling tinggi dirasakan oleh mereka yang memang status
kesehatannya kurang baik.Fakta menunjukkan bahwa prilaku hidup sehat belum
membudaya di Indonesia, seperti olahraga, diet, pemeriksaan kesehatan setiap
tahun (check up), dll.
5. Perubahan Lingkungan Sosial
Bagi karyawan yang mendapatkan fasilitas perumahan dan sampai pensiun belum
pernah tinggal di luar perumahan, yang menjadi sumber kecemasan tentunya adalah
menentukan lokasi menetap yang baru. Selain itu, struktur masyarakat di
lingkungan yang baru tentunya juga berbeda dan lebih heterogen dibandingkan
saat tinggal di kompleks perumahan karyawan.
6. Masa Depan / Jumlah Tanggungan Anak
Jumlah tanggungan anak juga dirasakan menjadi beban saat masa pensiun.
Banyak orang kuatir tentang masa depan anaknya, bagaimana anaknya bisa
memperoleh pekerjaan, dsb. Kecenderungan orangtua di Indonesia adalah terlalu
berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan anak, sehingga memanjakan si anak dan
memberikan sesuatu yang mungkin sudah tidak menjadi kebutuhan anak lagi.
7. Pengelolaan Keuangan Dana Pensiun
Sumber kecemasan yang lain adalah apakah ia mampu mengelola keuangannya
atau tidak. Pengelolaan dana pensiun sangatlah perlu untuk direncanakan dan
dibuat kesepakatan antara suami dan istri tentang cara bagaimana mengelola
pengeluaran bulanan. Ada beberapa orang yang mau mencoba untuk berwiraswasta
dengan pesangon yang diterimanya, namun seringkali gagal karena kurangnya
pengalaman dan ditipu orang.
8. Status Kerja Istri
Bila suami sudah pensiun dan istri tetap bekerja, seringkali ada kecemasan fear of success. Masyarakat seringkali
menilai kalau tidak pantas istri bekerja di luar rumah sedangkan suami tetap
berada di rumah dan bersantai.Keberadaan suami di rumah seringkali
diasosiasikan sebagai tidak berfungsinya suami sebagai kepala rumah tangga.
Di bawah ini
adalah tabel tentang simptom atau tanda – tanda bahwa seseorang mengalami stress.
(helpguide.org/mental/stress_signs.htm).
Cognitive Symptoms
|
Emotional Symptoms
|
|
|
Physical Symptoms
|
Behavioral Symptoms
|
|
|
Prinsip Manajemen Stress
Ingat sekali lagi, bahwa stress itu terjadi dalam setiap tahap kehidupan
manusia. Tidak ada hidup yang bebas stress. Tujuan kita adalah bukan untuk
menghilangkan stressnya tetapi belajar untuk mengelola stress tersebut.
Mengelola stress (managing stress) berarti kita bertanggungjawab untuk
mengelola pikiran, emosi, jadwal, lingkungan, dan cara kita mengatasi masalah.
Tujuan utamanya adalah bagaimana kita bisa mencapai keseimbangan hidup dan
memiliki daya tahan saat menghadapi tekanan dan tantangan.
Mengelola stress dimulai dengan mengidentifikasi sumber stress dalam
kehidupan kita. Di atas telah dikemukakan sumber – sumber stress yang biasanya
terjadi saat seseorang memasuki masa pensiun. Namun, untuk benar – benar
mengidentifikasi sumber stress anda, Anda bisa memulai mencatat / membuat
jurnal stress. Setiap kali Anda merasa tertekan / stress, catatlah dalam jurnal
Anda sehari – hari. Dengan demikian, Anda akan melihat pola situasi dan prilaku
seperti apa yang biasanya terjadi saat Anda stress. Misalnya, tuliskan :
- Apa penyebab stress Anda (jika
Anda bingung, Anda bisa menulis “kemungkinan karena...”
- Apa yang Anda rasakan (secara
fisik dan emosional)
- Bagaimana Anda meresponinya
- Apa yang Anda lakukan untuk
membuat diri Anda lebih baik ?
- Bagaimana pendapat Anda tentang
situasi stress tersebut (ini hanya terjadi sementara, atau berlangsung
terus menerus,hal yang wajar terjadi, atau hal yang tidak wajar) ?
Setelah Anda mencatat / mengidentifkasi penyebab stress Anda, catat juga
bagaimana biasanya Anda merespon situasi stress tersebut. Bagaimana cara Anda
mengelola stress tersebut ? Apakah strategi yang Anda gunakan adalah cara yang
sehat / tidak sehat, cara yang efektif atau tidak efektif ? Banyak orang
mengelola stressnya dengan cara – cara yang tidak efektif, walaupun tampaknya
dapat mengurangi stress, namun kerusakan yang ditimbulkannya sebenarnya jauh
lebih besar, misalnya :
·
Merokok
·
Minum-minuman beralkohol
·
Terlalu banyak makan atau justru tidak mau makan
·
Menghabiskan waktu berjam – jam di televisi atau di depan komputer
·
Menarik diri dari teman, keluarga, dan aktivitas rutin
·
Menggunakan obat – obat penenang
·
Terlalu banyak tidur
·
Menunda – nunda
·
Menghindari masalah
·
Melampiaskan stress kepada orang lain (misalnya marah berlebihan pada orang
lain, melakukan kekerasan fisik, dsb).
Jika cara Anda mengelola stress termasuk salah satu di atas, sadarilah
bahwa hal tersebut tidak membawa dampak yang baik untuk kesehatan fisik dan
emosi Anda. Kunci untuk mengelola stress sebenarnya adalah mau berubah,
pilihannya adalah Anda merubah situasi stress tersebut atau Anda merubah reaksi
Anda terhadap stress tersebut. Setiap orang memiliki respon yang unik terhadap
stress, tidak ada satu solusi yang cocok dan efektif bagi semua orang dan semua
situasi. Anda harus mencobanya dan mencari yang paling cocok untuk diri Anda.
Dalam modul ini, cara untuk mengelola stress yang efektif dibuat dalam
singkatan HEBAT.
H = Hindari stress yang tidak perlu
E = Evaluasi dan ubahlah situasinya
B = Buatlah harapan dan standar yang baru
A = Ambil sisi positif yang bisa dipelajari
T = Tetap jalankan gaya hidup sehat dan menyenangkan
H = Hindari Stress yang Tidak Perlu
Tidak semua stress bisa
bisa dihindari dan sebenarnya menghindar bukan cara yang sehat untuk mengelola
stress. Yang dihindari adalah stress yang tidak perlu / yang sesungguhnya tidak
perlu terjadi dalam hidup kita. Ada 3 tips untuk menghindari stress yang tidak
perlu :
1. Apabila
tidak penting, katakan “tidak”.
Jika Anda diminta
melakukan hal – hal yang bukan menjadi tanggungjawab Anda atau hal – hal yang
tidak Anda sukai, Anda perlu belajar untuk mengatakan ‘tidak’. Tulislah hal –
hal yang memang penting untuk Anda lakukan. Jika Anda merasa melakukan terlalu
banyak hal, bedakan mana yang “penting” dan mana hal yang “tidak penting”, Jika
hal tersebut tidak terlalu penting / situasi yang darurat yang harus dilakukan
sekarang juga, Anda bisa menolaknya.
Misalnya : ada teman
yang mengajak jalan – jalan, namun anak Anda meminta Anda untuk menjaga cucu.
Yang mana yang Anda pilih ?
2. Batasi
pertemuan dengan orang yang membuat Anda stress.
Stress seringkali juga terjadi karena Anda bertemu dengan orang – orang
yang tidak perlu. Misalnya, meladeni penjual / sales barang – barang tertentu,
sales kartu kredit, agen asuransi, dsb. Atau jika seseorang secara konsisten
menyebabkan stress dalam hidup Anda dan Anda memiliki hubungan yang erat
dengannya, Anda harus memilih untuk menghindarinya atau menyelesaikan masalah
dengan orang tersebut.
3. Cegahlah
membahas topik - topik yang sensitif.
Jika ada topik – topik yang tidak Anda sukai dan hal tersebut membuat
Anda sensitif, Anda harus memilih apakah Anda harus menghindar atau mencari
jalan keluarnya. Seringkali ada topik – topik yang tidak perlu diperdebatkan,
misalnya masalah agama, keyakinan, dan politik. Jika Anda tidak sependapat
dengan seseorang tentang hal yang sama terus menerus, berhentilah berdebat dan
hindari topik pembicaraan tersebut karena tidak semua hal bisa mecapai
kesepakatan / kesamaan pendapat.
E = Evaluasi dan Ubahlah Situasinya
Jika Anda tidak dapat menghindari situasi stress tersebut, cobalah untuk
mengubah situasinya. Hal ini berarti Anda sendiri juga harus mengatur kembali
hidup Anda. Ada 3 tips untuk mengevaluasi dan mengubah situasi yang membuat
Anda stress :
1.
Atur kembali prioritas waktu Anda.
Seringkali pengaturan waktu yang kurang efektif juga dapat mengakibatkan
stress. Jika Anda terlalu terburu – buru mengerjakan segala sesuatu, hal
tersebut membuat Anda sulit untuk tenang dan fokus. Namun, jika Anda membuat
perencanaan yang baik dan memastikan bahwa hal tersebut mampu Anda lakukan, Anda
dapat mengelola stress Anda.
2.
Belajar untuk mengkomunikasikan
perasaan Anda.
Jika seseorang terlalu mengganggu Anda dan Anda tidak bisa lagi
menghindarinya, Anda perlu mengemukakan bahwa Anda merasa terganggu. Kemukakan
dengan cara yang baik dan tidak menyinggung. Jika cara menghindar sudah tidak
bisa digunakan, Anda perlu mengemukakan perasaan Anda secara terbuka dengan
cara – cara yang efektif. Misalnya, katakan pada orang tersebut bahwa Anda
hanya memiliki waktu 5 menit untuk mengobrol, sebab ada hal lain yang harus
dikerjakan.
3.
Cobalah untuk berkompromi.
Jika Anda meminta seseorang untuk mengubah
prilakunya, berarti Anda juga harus melakukan hal yang sama. Cobalah untuk
berkompromi terhadap hal – hal yang tidak bisa dihindari. Misalnya, jika Anda harus
bekerjasama dengan seseorang yang sudah tidak bisa dihindari lagi, Anda harus
menyesuaikan diri untuk bisa berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang
tersebut.
B = Buatlah Harapan dan Standar yang Baru
Jika Anda tidak bisa mengubah situasinya, maka berarti Anda harus mengubah
diri Anda sendiri. Anda harus beradaptasi terhadap situasi stress dengan cara
mengubah harapan dan sikap Anda terhadap masalah tersebut. Ada 3 tips untuk
mengubah harapan dan cara pandang Anda terhadap situasi stress :
- Tinjau ulang
kembali masalahnya.
Cobalah untuk melihat situasi stress tersebut dari sudut pandang yang lebih
positif. Misalnya, daripada Anda mengeluh tentang jalanan yang macet, lihatlah
bahwa hal tersebut sebagai kesempatan untuk bisa berhenti sebentar, berbincang
– bincang dengan teman seperjalanan, mendengarkan musik di radio, atau
menikmati waktu – waktu sendiri.
- Ingatlah hal –
hal yang baik yang Anda miliki sekarang.
Lihatlah masalah dari gambaran besarnya. Pikirkan hal – hal baik apa yang
bisa Anda lakukan saat Anda menghadapi situasi stress tersebut. Renungkan hal –
hal baik apa saja yang bisa Anda syukuri dengan perubahan situasi ini. Misalnya
biasanya Anda bekerja sepenuh waktu, tetapi sekarang harus pensiun, Anda perlu
bersyukur bahwa sekarang Anda memiliki banyak waktu untuk bisa bertemu dengan
keluarga Anda dan beristirahat. Buatlah harapan, mimpi, dan tujuan yang baru
dengan situasi Anda yang sekarang. Ingatlah
setiap kali Anda berpikir negatif tentang diri Anda, tubuh Anda akan bereaksi
dan mengeluarkan hormon – hormon stress.
- Pikirkan
alternatif solusi lainnya.
Seringkali menjadi perfeksionis adalah sumber
dari stress. Berhentilah untuk membuat hidup Anda terlihat sempurna. Mulailah
membuat mimpi dan tujuan yang realistis yang bisa Anda capai dan belajarlah
untuk merasa cukup dengan apa yang Anda miliki sekarang. Hilangkan kata – kata
seperti “selalu”, “tidak pernah”, “seharusnya”, “semestinya”, dan sebaginya.
Pikirkan alternatif lain dan buatlah itu menjadi hal yang positif, seperti
“yang ini juga baik”, “yang penting....”, dsb.
A = Ambil Sisi Positif yang Bisa Dipelajari
Ada stressor yang
tidak bisa dihindari, tidak bisa dicegah, dan bahkan tidak bisa diubah. Kita
sendiri bahkan tidak bisa membuat target yang baru terhadap situasi tersebut.
Misalnya : kematian seseorang yang dikasihi, sakit yang serius, bencana alam,
dsb. Dalam kasus – kasus seperti di atas (di mana tidak ada hal apapun yang bisa kita lakukan untuk mengubah
situasi dan menyesuaikan diri lagi), yang bisa kita lakukan hanyalah menerima
(accept). Menerima suatu hal dan tidak bisa melakukan apapun terhadapnya memang
terasa sangat sulit, namun hal tersebut perlu dilakukan, jika tidak kita terus
menerus terjebak dalam situasi stress. Ada tiga hal yang perlu kita lakukan
untuk bisa mengatasi stress yang tidak bisa diubah lagi :
- Belajar untuk
menerima
Ambillah hal – hal positif apa yang bisa Anda pelajari, pertumbuhan pribadi
apa yang Anda alami saat menghadapi situasi stress tersebut. Berbicaralah
dengan teman yang bisa dipercaya atau konselor profesional dan kemukakan
perasaan Anda. Seringkali saat Anda belajar mengemukakan perasaan Anda, saat
itu Anda mulai belajar untuk menerima bahwa tidak ada hal yang bisa Anda
lakukan untuk mengubah situasi stress tersebut, selain dengan menerima dan
bersyukur.
- Belajar untuk
memaafkan
Terimalah kenyataan bahwa kita hidup dalam dunia yang tidak sempurna dan
banyak orang membuat kesalahan. Jangan biarkan kepahitan dan rasa marah terus
menguasai diri Anda. Bebaskan diri Anda dari energi yang negatif dengan belajar
memaafkan dan melangkah terus.
- Belajar untuk
melepaskan
Banyak hal dalam hidup kita tidak bisa kita
kontrol setiap saat. Daripada Anda terus merasa tertekan, belajarlah untuk
melepaskan hal – hal yang tidak bisa kontrol dan fokuslah pada hal – hal yang
masih bisa Anda kendalikan. Misalnya, seorang anak yang sudah dewasa tidak bisa
terus menerus kita kontrol prilakunya. Ada saatnya di mana Anda harus
melepaskan anak tersebut dan membiarkannya untuk hidup mandiri.
T = Tetap Jalankan Gaya Hidup Sehat dan Menyenangkan
Yang terakhir agar Anda tetap bisa mengelola
stress dengan cara yang efektif dan positif, Anda harus tetap menjalankan gaya
hidup sehat dan menjaga diri Anda tetap gembira. Lakukan gaya hidup sehat
seperti : berolahraga, berjalan – jalan di alam, menjaga makanan dan pola
tidur, dsb.
Ada tiga tips yang bisa Anda lakukan :
- Tetap menjalin
hubungan dengan banyak orang.
Habiskan waktu Anda dengan orang – orang yang
positif yang bisa memperlengkapi hidup Anda. Memiliki komunitas yang positif
akan membuat Anda merasa didukung dan tidak mengalami efek negatif dari stress.
- Tetap punya
waktu untuk rekreasi dan bergembira.
Terus miliki perasaan humor dan gembira, misalnya
: membaca buku / menonton film – film komedi. Lakukan sesuatu yang Anda sukai
setiap hari, hobby yang sudah lama terpendam, aktivitas yang selama ini Anda
ingin lakukan tetapi tidak sempat, dsb.
- Tetap punya
waktu untuk relaksasi dan istirahat.
Waktu istirahat juga merupakan waktu yang penting
dalam agenda harian Anda. Istirahat membantu Anda untuk mengisi energi dan
membuat fisik Anda tetap bugar. Salah satu hal yang bisa membuat Anda tetap
tenang dan santai adalah melakukan teknik relaksasi. Dengan berlatih relaksasi
secara rutin, Anda akan bisa mengontrol reaksi fisik Anda terhadap situasi
stress.
RELAKSASI PROGRESIF
Pelatihan
relaksasi dapat mengurangi ketegangan subyektif dan berpengaruh terhadap proses
fisiologis lainnya. Relaksasi otot berjalan bersama dengan respon otonom dari
saraf parasimpatis. Jacobson pada tahun 1983 (dalam Wolper, 1973) mengatakan
bahwa relaksasi otot berjalan bersama dengan relaksasi mental. Perasaan cemas
subyektif dapat dikurangi atau dihilangkan dengan sugesti tidak langsung atau
menghapus atau menghilangkan komponen otonomik dari perasaan – perasaan itu.
Emosi dan tentunya rasa cemas mengandung dua elemen, yaitu reaksi fisiologis
dan komponen – komponen menghayati. Jadi, bila ada perubahan – perubahan di
bidang emosi, kedua komponen di atas juga mengalami perubahan. Teknik untuk
menimbulkan relaksasi otot ada macam – macam : obat – obatan, hipnosis, emotif
imajiner, meditasi, relaksasi progresif, dan lain – lain.
Relaksasi
progresif adalah suatu ketrampilan yang dapat dipelajari dan digunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan ketegangan dan mengalami rasa nyaman tanpa
tergantung pada hal / subjek di luar dirinya. Relaksasi progresif ini dimulai
oleh Jacobson pada tahun 1934, ia mengembangkan metode ini untuk melawan rasa
cemas / stres / tegang. Menurut Jacobson, ketegangan ada hubungannya dengan
mengecilnya serabut otot – otot, tak adanya kontraksi – kontraksi, dilihat
sebagai lawan dari ketegangan, ia menemukan bahwa dengan menegangkan dan
melemaskan beberapa kelompok otot dan membedakan sensasi tegang dan rileks,
seseorang bisa menghilangkan kontraksi otot dan mengalami rasa rileks. Teknik
relaksasi progresif adalah yang paling sesuai sebagai awal pelatihan relaksasi.
Kemudian setelah terampil, dapat langsung diinstruksikan untuk rileks.
Prosedur
Relaksasi Progresif adalah sebagai berikut :
- Menegangkan
sejumlah kumpulan otot dan merileksnya, di sini akan digunakan 9 kumpulan
otot.
- Menyadarkan
klien akan perbedaan antara tegang dan rileks.
- Kumpulan
otot yang perlu ditegangkan dan dirilekskan tiap kali harus berkurang.
- Klien
kemudian diharapkan bisa mengelola ketegangan dengan menginstruksikan
kepada diri sendiri untuk rileks dapan dan di mana saja.
Latihan Relaksasi
Kebanyakan
orang tidak bisa mengalami keadaan rileks yang mendalam tanpa latihan. Latihan
dalam relaksasi merupakan langkah – langkah pertama yang perlu dilakukan, bisa
dilakukan di ruang instruktur atau di rumah. Aspek penting lain supaya
seseorang bisa rileks dengan baik adalah cara instruktur bekerja. Bila
instruksi dilakukan dengan ragu – ragu atau kaku, maka tentu akan mempengaruhi.
Disarankan sebelum instruktur melakukannya pada klien, hendaknya mencoba dahulu
dengan keluarga atau teman – teman.
Kumpulan
otot yang disadarkan, ditegangkan, dan dilemaskan :
- Tangan
+ jari – jari + lengan kanan
- Tangan
jari – jari + lengan kiri
- Kaki,
paha, dan telapak kaki kanan
- Kaki,
paha, dan telapak kaki kiri
- Dahi
- Mata
- Bibir,
gigi, lidah (sekaligus)
- Dada
- Leher
Selama
latihan, klien hendaknya melakukan hal – hal berikut :
- Memusatkan
perhatian pada kumpulan otot yang ditegangkan, waktu lebih kurang 7 detik
dan dilemaskan.
- Perhatian
pada rasa tegang.
- Tanda
untuk melemaskan
- Klien
rileks lebih kurang 30 – 40 detik. Ia harus memperhatikan perbedaan antara
tegang dan tenang.
SISDUR
PELAKSANAAN RELAKSASI PROGRESIF
- Mintalah peserta untuk duduk
dengan enak dan nyaman.
- Perhatikan kondisi ruangan
(tenang (tidak ada suara yang mengganggu), suhu udara sejuk, pencahayaan
redup).
- Perhatikan posisi duduk antar
peserta (tidak terlalu berdekatan / berdempetan).
- Jika ingin memasang musik relaksasi,
pastikan sound sistem berfungsi dengan baik (tidak berbunyi kresek – kresek, tidak on and off tiba2,
tidak berdenging tiba – tiba). Karena jika ada masalah dengan sound system
saat pemberian instruksi, akan mengganggu konsentrasi.
- Jika semua peralatan dan hal
teknis sudah siap, maka instruksi bisa segera dimulai.
INSTRUKSI RELAKSASI
PROGRESIF
Saudara
hendaknya duduk yang enak, nyaman, dan tutup
mata saudara. (Musik dimulai).
Slide 1
Pusatkan
perhatian pada jari – jari dan tangan
kanan. Lalu taruh tangan dan lengan di pangkuan, jari – jari dibuka lebar.
Kemudian, tangan dan lengan dirapatkan pada badan sekeras mungkin, dan
ditegangkan.
Tegangkan,
tegangkan, ya tegangkan .
Lepaskan
... lemaskan...rileks .. rileks...
Saudara
merasa tenang, nyaman dan senang.
Nikmatilah
perasaan nyaman ini. Perhatikan perbedaan antara “tangan” yang tegang dan
lemas. Rileks...
Slide 2
Pusatkan
perhatian saudara pada jari - jari dan
lengan kiri. Jari – jari dibuka lebar – lebar dan rapatkan lengan dan
tangan saudara pada badan sekeras mungkin.
Tegangkan,
tegangkan, ya tegangkan ....
Lepaskan
... lemaskan...rileks .. rileks...
Saudara
merasa tenang, nyaman dan senang.
Nikmatilah
perasaan nyaman ini. Perhatikan perbedaan antara “tangan” yang tegang dan
lemas. Rileks...
Slide 3
Pusatkan
perhatian pada kaki kanan. Tumit
hendaknya ditekan pada lantai sekeras mungkin. Jari – jari dibuka lebar – lebar
dan ditarik ke atas. Otot – otot paha ditegangkan.
Tegangkan,
tegangkan, ya tegangkan ....
Lepaskan
... lemaskan...rileks .. rileks...
Saudara
merasa tenang, nyaman dan senang.
Nikmatilah
perasaan nyaman ini. Perhatikan perbedaan antara “kaki” yang tegang dan lemas.
Rileks...
Slide 4
Pusatkan
perhatian pada kaki kiri. Tumit
saudara tekan pada lantai sekeras mungkin, jari – jari dibuka lebar – lebar dan
ditarik ke atas. Paha ditegangkan.
Tegangkan,
tegangkan, ya tegangkan ....
Lepaskan
... lemaskan...rileks .. rileks...
Saudara
merasa tenang, nyaman dan senang.
Nikmatilah
perasaan nyaman ini. Perhatikan perbedaan antara “kaki” yang tegang dan lemas.
Rileks...
Slide 5
Pusatkan
perhatian saudara pada otot – otot dahi.
Kerutkan otot – otot dahi. Sedangkan alis ditarik ke atas.
Tegangkan,
tegangkan, ya tegangkan ....
Lepaskan
... lemaskan...rileks .. rileks...
Saudara
merasa tenang, nyaman dan senang.
Nikmatilah
perasaan nyaman ini. Perhatikan perbedaan antara “otot dahi” yang tegang dan
lemas. Rileks...
Slide 6
Pusatkan
pelatihan pada otot – otot mata.
Kita akan menegangkan otot – otot dengan memejamkan mata kuat – kuat dan men
garahkan bola mata ke atas.
Tegangkan,
tegangkan, ya tegangkan ....
Lepaskan
... lemaskan...rileks .. rileks...
Saudara
merasa tenang, nyaman dan senang.
Nikmatilah
perasaan nyaman ini. Perhatikan perbedaan antara “otot mata” yang tegang dan
lemas. Rileks...
Slide 7
Pusatkan
perhatian saudara pada otot – otot
rahang, otot – otot lidah, dan otot – otot bibir. Hendaknya gigi – gigi
atas dan gigi – gigi bawah saling ditekan, lidah didorong ke langit – langit,
dan bibir dikatupkan sekuat mungkin.
Tegangkan,
tegangkan, ya tegangkan ....
Lepaskan
... lemaskan...rileks .. rileks...
Saudara
merasa tenang, nyaman dan senang.
Nikmatilah
perasaan nyaman ini. Perhatikan perbedaan antara “otot rahang” yang tegang dan
lemas. Rileks...
Slide 8
Pusatkan
perhatian pada otot – otot dada.
Kita tegangkan otot – otot dada. Hal ini kita lakukan dengan menarik napas
sedalam mungkin. Tarik sedalam mungkin. Tahan dan lemaskan.
Sekali
lagi kita akan menarik napas sedalam mungkin. Tarik napas sedalam mungkin.
Tahan dan lemaskan. Saudara merasa tenang,
nyaman dan senang.
Nikmatilah
perasaan nyaman ini. Perhatikan perbedaan antara “otot dada” yang tegang dan
lemas. Rileks...
Slide 9
Sekarang
saudara berusaha / mencoba untuk rileks lebih dalam dengan cara perlahan –
lahan menggerak – gerakkan kepala
saudara ke belakang dan ke depan sebanyak 3 kali.
Tengadah,
lempar kepala ke belakang, tundukkan ... tundukkan....
Sekali
lagi tengadah, lempar kepala ke belakang, lalu tundukkan dan lemaskan.
Perhatikan
perbedaan antara “otot leher” yang tegang dan lemas. Rileks
(INSTRUKSI PENUTUP) :
Saudara
sekarang sudah rileks, tenang, dan nyaman. Kita akan segera menghentikan
latihan. Akan saya hitung sampai tiga, secara bertahap saudara akan memiliki keinginan untuk menggunakan
otot – otot saudara kembali, tetapi rasa tenang dan nyaman ini akan tetap
saudara rasakkan. Pada hitungan ketiga, bukalah mata saudara. Saudara masih
boleh berbaring / duduk sebentar ... 1(satu)...2(dua)... Saudara mempunyai
keinginan untuk menggunakan otot saudara lagi, tetapi rasa tenang dan nyaman
masih akan saudara rasakan... 3(tiga).. sekarang bukalah mata saudara.
Penting
untuk diketahui, bila saudara sudah terampil merileks diri, jumlah kumpulan
otot yang ditegangkan dan dirileks bertahap bisa dikurangi, selanjutnya
merileks diri tanpa perlu menegangkan otot dan akhirnya hanya dengan
mengucapkan 1,2,3.. atau tarik napas saja saudara sudah merasa rileks dengan
baik.
PENUTUP
Ingatlah beberapa hal penting tentang mengelola stress :
- Stress tidak bisa dihilangkan, hanya bisa
dikelola
- Mengelola stres berarti mengontrol pikiran, emosi, jadwal, lingkungan, dan reaksi terhadap
masalah.
- Identifikasi sumber stress Anda dan
bagaimana cara Anda mengelola stress selama ini (efektif atau tidak).
- Pilihlah cara mengatasi stress yang positif
dan berdampak baik terhadap kesehatan fisik dan emosi Anda.
Kekuatan terbesar
yang mampu mengalahkan stress adalah kemampuan memilih pikiran yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Surbakti (2009).
Stres dan Koping Lansia pada Masa Pensiun di Kelurahan Pardomuan, kecamatan
Siantar Timur, kota madya Pematang Siantar. [On-line]. Available :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14286/1/09E01612.pdf
Stress Manajemen untuk Karyawan Pra Purna Karya. [On-line].
Available :
http ://avin.staff.ugm.ac.id/data/karyailmiah/stresmanajemen_avin.pdf
Understanding Stress Signs,
Symptoms, Causes, and Effects. [On-line]. Available :
Stress Management : How to Reduce, prevent, and Cope with Stress . [On-line].
Available :
Terima kasih Pak, artikelnya sangat membantu :DD
BalasHapus