Banyak orang beralasan “faktor U (usia)” seringkali membuat kinerja
seseorang menurun. Banyak Kepala Sekolah dan Pengawas pendidikan mengeluhkan
kinerja guru – guru yang sudah mau pensiun. Guru – guru yang sudah mendekati
masa pensiunnya, biasanya sudah tidak punya semangat untuk mempelajari hal –
hal baru, ia hanya mengajarkan apa yang bertahun – tahun biasanya ia ajarkan di
kelas. Demikian juga halnya yang terjadi dengan karyawan kantor. Manajemen
mengeluhkan para karyawan yang sudah mendekati masa pensiun, biasanya kerjanya
lebih lamban, kinerjanya tidak secemerlang para karyawan yang masih muda.
Akhirnya kita semua diminta memaklumi mengapa kinerjanya menurun, yaitu karena
faktor U (usia).
Betulkah usia menghambat kemampuan berpikir / bekerja seseorang ? Ingatlah
bahwa proses penuaan sebenarnya dimulai dari pikiran Anda. Tidak masalah Anda
berusia 44 atau 74, jika Anda berpikir bahwa Anda sudah ‘tua’, maka Anda benar
– benar menjadi ‘tua’, Anda akan mulai memberi banyak alasan pada segala hal
(misalnya : tidak mau mengerjakan hal-hal sulit karena sudah tua, tidak mau
menerima tantangan karena sudah tua, tidak mau mengejar kembali mimpi yang
pernah Anda buat karena sudah tua dan terlambat, tidak mau mencoba hal – hal
baru karena merasa sudah tua, dsb). Salah satu alasan mengapa banyak orang
menjadi pikun / menurun kinerjanya karena mereka membiarkan diri mereka
dikuasai oleh usia mereka. Betul sekali bahwa saat kita memasuki usia di atas
50, maka banyak perubahan fisik yang terjadi. Tetapi salah jika kita berpikir
bahwa perubahan – perubahan ini membuat kita tidak bisa melakukan banyak hal
yang biasanya kita lakukan di usia muda.
Kalau kita berpikir
bahwa kita sudah tua dan tidak bisa belajar,
maka kita berhenti
untuk memaksimalkan pikiran dan hidup kita.
Seringkali kita
berpikir kalau sudah tua maka daya tangkap otak juga menurun. Tetapi sebenarnya
itu tergantung seberapa sering kita melatih otak kita untuk berpikir aktif.
Kalau anda berpikir bahwa anda sudah tua, maka anda akan merasa segan
menggunakan otak anda untuk belajar. Akibatnya anda benar – benar menjadi tua
dan lambat berpikir.
Ada banyak contoh : (kisah lengkap bisa dibaca di bawah)
CONTOH TOKOH YANG
SUKSES WALAUPUN SUDAH PENSIUN.
1.
Bu Kasur
Sandiah mulai dikenal sebagai Ibu Kasur setelah mengasuh Taman Putra dan
Taman Pemuda di Jakarta bersama suaminya, Pak Kasur. Mereka menikah ketika
mengungsi di Jogjakarta pada 29 Juli 1946. Panggilan Kasur berasal dari kata
Kak Sur, sebutan akrab Pak Kasur yang bernama asli Suryono. Ibu Kasur tamatan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di akhir tahun
1930-an. Setelah Pak Kasur meninggal, lembaga pendidikan anak itu berubah
menjadi TK Mini Pak Kasur tahun 1968 yang kini mempunyai lima cabang di kawasan
Jabotabek, yaitu di Cikini, Cipinang, dan Pasar Minggu (ketiganya di Jakarta),
serta di Kemang (Bekasi), dan Banjar Wijaya (Tangerang).
Sampai menjelang akhir hayat, Ibu Kasur selalu ingin mendidik anak-anak. Meski belakangan tidak lagi langsung mengajar, namun masih selalu secara rutin mengunjungi TK Mini Pak Kasur. Ia selalu akrab dengan anak-anak. Selalu mengajak tos kepada anak-anak untuk memberi salam.
Sudah banyak alumninya yang sudah menjadi orang besar. Diantaranya Presiden Megawati, Guruh dan Hayono Isman (mantan Menpora) serta Ateng (pelawak). Juga hampir seluruh cucu bahkan cicit H.M. Soeharto, mantan presiden, sekolah di TK Mini Pak Kasur.
Bu Kasur tidak menganal kata bosan berkecimpung dalam dunia pendidikan dasar anak-anak. Menurutnya, ada kenikmatan tersendiri ketika mengamati bagaimana anak-anak itu berkembang dari hari ke hari. Kelucuan, kepolosan anak-anak membuatnya lebih 'hidup'.
Tak seberapa banyak memang karya lagu ciptaan Bu Kasur dibandingkan dengan karya-karya suaminya yang mencapai sekitar 140 lagu. "Tak sampai 20 lagu saya," kata Bu Kasur tentang jumlah karyanya.
Untuk ukuran wanita seusianya, Bu Kasur masih tergolong cukup energik; menerima tetamunya yang hampir tiap hari mengalir ke rumahnya, terutama orang tua murid; masih giat mengikuti pelbagai acara (seperti berdarmawisata) yang diselenggarakan oleh sejumlah Taman Kanak-kanak di bawah Yayasan Setia Balita yang dipimpinnya. Ia juga menjadi pembicara seminar di berbagai tempat, atau menjadi juri di pelbagai lomba kreativitas maupun menyanyi lagu anak-anak.
Atas jasanya di dunia pendidikan anak-anak, Ibu Kasur pernah menerima sejumlah penghargaan, antara lain Bintang Budaya Para Dharma pada tahun 1992, penghargaan dari Presiden dalam rangka Hari Anak Nasional (1988), serta Centro Culture Italiano Premio Adelaide Ristori Anno II dari Pemerintah Italia pada tahun 1976.
Terakhir Bu Kasur juga mengantungi penghargaan sebagai pembawa acara anak-anak legendaris di televisi. Penghargaan tersebut dipajang di ruang kerja Ibu Kasur. Di ruang yang sama terpampang juga foto-foto Pak Kasur. Namun, segala penghargaan itu, apa pun bentuknya, tidak lantas membuat Bu Kasur puas dan berbangga diri, apalagi menepuk dada.
Sampai menjelang akhir hayat, Ibu Kasur selalu ingin mendidik anak-anak. Meski belakangan tidak lagi langsung mengajar, namun masih selalu secara rutin mengunjungi TK Mini Pak Kasur. Ia selalu akrab dengan anak-anak. Selalu mengajak tos kepada anak-anak untuk memberi salam.
Sudah banyak alumninya yang sudah menjadi orang besar. Diantaranya Presiden Megawati, Guruh dan Hayono Isman (mantan Menpora) serta Ateng (pelawak). Juga hampir seluruh cucu bahkan cicit H.M. Soeharto, mantan presiden, sekolah di TK Mini Pak Kasur.
Bu Kasur tidak menganal kata bosan berkecimpung dalam dunia pendidikan dasar anak-anak. Menurutnya, ada kenikmatan tersendiri ketika mengamati bagaimana anak-anak itu berkembang dari hari ke hari. Kelucuan, kepolosan anak-anak membuatnya lebih 'hidup'.
Tak seberapa banyak memang karya lagu ciptaan Bu Kasur dibandingkan dengan karya-karya suaminya yang mencapai sekitar 140 lagu. "Tak sampai 20 lagu saya," kata Bu Kasur tentang jumlah karyanya.
Untuk ukuran wanita seusianya, Bu Kasur masih tergolong cukup energik; menerima tetamunya yang hampir tiap hari mengalir ke rumahnya, terutama orang tua murid; masih giat mengikuti pelbagai acara (seperti berdarmawisata) yang diselenggarakan oleh sejumlah Taman Kanak-kanak di bawah Yayasan Setia Balita yang dipimpinnya. Ia juga menjadi pembicara seminar di berbagai tempat, atau menjadi juri di pelbagai lomba kreativitas maupun menyanyi lagu anak-anak.
Atas jasanya di dunia pendidikan anak-anak, Ibu Kasur pernah menerima sejumlah penghargaan, antara lain Bintang Budaya Para Dharma pada tahun 1992, penghargaan dari Presiden dalam rangka Hari Anak Nasional (1988), serta Centro Culture Italiano Premio Adelaide Ristori Anno II dari Pemerintah Italia pada tahun 1976.
Terakhir Bu Kasur juga mengantungi penghargaan sebagai pembawa acara anak-anak legendaris di televisi. Penghargaan tersebut dipajang di ruang kerja Ibu Kasur. Di ruang yang sama terpampang juga foto-foto Pak Kasur. Namun, segala penghargaan itu, apa pun bentuknya, tidak lantas membuat Bu Kasur puas dan berbangga diri, apalagi menepuk dada.
Ibu Kasur (Sandiah Suryono), pada usianya yang ke 73, masih aktif mencipta
lagu anak-anak dan menjadi pembawa acara di televisi. Karyanya mencapai 30 lagu
anak-anak, aktif memimpin Yayasan Setia Balita, dan mengelola lima Taman
Kanak-Kanak. Dia memiliki semboyan, "Para Lanjut Usia Indonesia jangan
terlalu banyak istirahat, agar tidak berkarat.”
2. Ibu Bambang Wahono
Ibu Bambang Wahono adalah orang pertama di Indonesia yang berhasil membuktikan
bahwa pengelolaan sampah di tingkat RT/RW dapat dilakukan secara mandiri oleh
masyarakat. Di usianya yang lanjut, 80
tahun, ia mengabdikan dirinya dengan memberi teladan di daerah lingkungan
tempat tinggalnya, Kampung Banjarsari di Jakarta Selatan. Ia tidak bosan –
bosannya memotovasi para tetangga di sekitarnya untuk melakukan gerakan 3M
(Mendaur ulang, Mengurangi, Memakai Ulang). dan penghijauan lingkungan secara
sederhana, yang diawali dari lingkungan rumahnya sendiri. Ia memulainya dengan
cara membuang sampah pada tempatnya, tidak merasa puas karena merasa volume
sampah yang ia hasilkan cukup besar, ia mendaur ulang sampah yang ia hasilkan
dari aktifitas rumah tangganya. Selain menggunakan lagi dan mendaur ulang
sampah, Ibu Bambang juga membuat pengomposan untuk jenis sampah rumah tangga
organik yang dihasilkan.
Tak puas menjalankannya seorang diri, ia pun mengajak para tetangganya. Ibu
Bambang juga merasakan pengalaman sulitnya mengajak masyarakat mengelola
sampah. Namun usaha kerasnya tersebut berhasil mengubah kampung yang tadinya
gersang menjadi kampung yang bersih dan hijau. Ibu Bambang berhasil membawa
Banjarsari menjadi contoh bagi tempat – tempat lainnya di Indonesia.
Kalau mereka mau beralasan, mereka bisa saja menganggap bahwa mereka sudah
tua dan bukan lagi saatnya untuk bekerja keras. Namun mereka tidak mau usia tua
menghalangi mereka untuk berpikir. Jadi tidak pernah ada kata ‘terlambat’ atau
‘terlalu tua’ untuk belajar dan mengembangkan kemampuan berpikir kita.
Bahkan banyak penelitian sebenarnya membuktikan bahwa tidak ada hubungan
antara usia dengan kualitas / efektivitas kinerja seseorang. Dibandingkan
dengan pekerja yang masih muda, pekerja yang sudah berusia lanjut biasanya
mengalami kesulitan dalam mempelajari sistem komputer / teknologi baru dan
tugas – tugas yang memiliki tantangan fisik. Namun, hal ini tidak ada
hubungannya dengan tingkat produktivitas (Human Capital Initiative, 1993 dalam
Hoyer and Roodin, 2009). Banyak penelitian membuktikan bahwa orang yang usianya
lebih tua bisa menunjukkan kinerja yang lebih baik daripada pekerja – pekerja
yang usianya lebih muda (Salthouse dan Maurer, 1996 dalam Hoyer dan Roodin,
2009).
Pemahaman tentang Cara Kerja Otak
Fungsi Kognitif pada Orang Dewasa Lanjut
Ada banyak sekali perdebatan mengenai penurunan intelektual pada masa
dewasa akhir. David Wechsler (1972) dalam Santrock (1995) mengatakan bahwa masa
dewasa dicirikan dengan penurunan intelektual karena adanya proses penuaan yang
dialami setiap orang (terbukti dari nilai tes intelegensi). Namun, setelah
diteliti lebih lanjut, Schaie (1994) percaya adanya fleksibilitas pada
intelegensi orang – orang dewasa lanjut. Berdasarkan data longitudinal yang
dikumpulkan oleh Schaie (1994), data tersebut tidak menampakkan suatu penurunan
intelektual pada masa dewasa, setidaknya hingga usia 74 tahun. Schaie menemukan
bahwa biasanya kemampuan intelektual menurun
pada kecepatan memproses informasi, tetapi
justru mereka semakin terampil dalam hal memecahkan masalah kehidupan
sehari - hari.
Otak manusia adalah komputer / mesin / alat yang
paling kompleks. Satu hal yang harus diingat adalah otak manusia seperti otot
yang harus dilatih terus menerus. Otak kita memang dirancang untuk belajar,
kebutuhan otak kita agar dapat bertahan hidup adalah dengan BELAJAR. Kalau
manusia tidak belajar, maka manusia pasti sudah punah sejak ratusan ribu tahun
yang lalu. Tantangannya sekarang adalah bagaimana kita bisa memaksimalkan
kemampuan otak kita.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi aktivitas otak kita :
- Kebiasaan Hidup Sehat
Marian C. Diamond (2001), salah seorang peneliti
cara kerja otak mengatakan bahwa “makanan apa yang kita berikan pada otak kita
adalah faktor yang sangat menentukan kesejahteraan otak kita”. Bahkan cara
pertama yang dianjutkan oleh Diamond untuk membuat otak kita tetap sehat adalah
DIET / memperhatikan pola makan. Hal itu juga yang dikemukakan oleh Reyes
(2004), bahwa tubuh kita adalah representatif dari otak kita. Otak yang sehat
merupakan hasil dari tubuh yang sehat. Hindari merokok, minuman berakohol,
minuman dan makanan yang mengandung kafein, dan olahraga secara rutin merupakan
sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi.
- Lihai mengelola stress
Diamond (2001) juga mengatakan bahwa stress yang terlalu banyak bisa
mengurangi dimensi dari korteks (salah satu lapisan otak) dan merusak
kesehatannya. Bahkan anak–anak saja membutuhkan situasi / lingkungan belajar
yang tidak membuat mereka tertekan sehingga mereka bisa belajar maksimal. Para
peneliti membuktikan bahwa stress dapat meningkatkan produksi hormon kortisol,
di mana kadar kortisol yang terlalu tinggi merupakan suatu kondisi yang
berbahaya bagi otak kita. Stress yang berlangsung lama dapat menghambat
komunikasi antar sel di otak kita, akibatnya seseorang yang terlalu stress
biasanya mudah lupa dan susah untuk belajar. Jadi, betapa pentingnya kemampuan
mengelola stress, karena orang yang rentan terhadap stress biasanya juga tidak
bisa memaksimalkan fungsi otaknya. Beberapa teknik mengelola stress sudah
pernah kita bahas di modul – modul sebelumnya. Namun beberapa tips yang bisa
kita terapkan saat stress adalah :
o
Melihat masalah sebagai suatu kesempatan untuk maju
o
Lakukan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi
o
Buang dan hindari tanggungjawab serta aktivitas yang terlalu padat / sibuk
o
Sediakan waktu untuk refreshing / bersantai.
- Mengasah Otak untuk Berpikir
Penelitian membuktikan bahwa orang – orang tua yang
mengikuti pelatihan ketrampilan kognitif dapat meningkatkan kembali kemampuan
berpikirnya. Misalnya, pelatihan seperti mnemonik (cara – cara menghafal
efektif). Hampir 40 % dari mereka yang kemampuannya menurun, dapat kembali lagi
mengingat dengan benar deretan angka dan huruf (Kliegl, Smith, dan Baltes, 1990
dalam Santrock, 1995). Hal ini berarti otak kita harus terus menerus diasah dan
diaktifkan. Dengan membuat semua saraf di otak kita tetap aktif, maka kita bisa
mencegah penurunan fungsi – fungsi otak.
Oleh karena itu,
dalam modul ini akan dikemukakan beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk
bisa mengaktifkan / menstimulasi otak terus menerus.
A = Aktif berkarya
S = Siap belajar hal yang baru
A = Aktif bergerak
H = Hidup bersosialisasi
Aktif Berkarya
Cobalah untuk berdiam diri
selama sepuluh menit (seperti pura – pura menjadi patung) tanpa bergerak sama
sekali. Rasanya pasti pegal dan kaku. Demikian dengan hidup kita. Manusia
diciptakan untuk selalu bergerak, bertumbuh dan berkarya. Sekali saja Anda
merasa tidak perlu melatih diri Anda lagi dalam satu bidang, maka rasanya akan
sulit dan berat untuk memulai kembali menekuni bidang tersebut. Misalnya,
dahulu Anda pernah belajar komputer, tetapi cobalah untuk tidak menyentuh
komputer selama bertahun – tahun. Saat Anda ingin menggunakannya kembali, Anda
pasti sudah lupa semua caranya. Pernahkah Anda bertemu orang – orang yang
dulunya jago dalam bidang tertentu, namun karena tidak pernah berlatih lagi,
akhirnya orang – orang ini tenggelam dalam usiana. Ia akhirnya merasa sudah tua
dan terlambat untuk mengembangkan potensinya, akhirnya ia tidak pernah menekuni
bidang tersebut lagi.
Anda tidak boleh berhenti
berkarya sekalipun usia Anda semakin lanjut. Jangan pernah berpikir bahwa Anda
terlalu tua untuk mengejar mimpi Anda. Jika kita ingin potensi kita bertambah, kita
harus mempergunakannya. Ingatlah bahwa potensi yang tidak terpakai, akan terbuang
percuma. Ada 3 hal yang harus kita
perhatikan agar kita tetap aktif berkarya :
1. Tekuni hobi Anda
/ hal – hal yang Anda sukai.
Mulailah dari hal–hal yang Anda sukai. Gunakan kesempatan
pensiun ini untuk mengembangkan hobi Anda.
2. Tetap fokus
mengembangkan potensi Anda.
Hal paling penting yang harus kita temukan dalam hidup
ini adalah mengetahui kekuatan dan kelemahan kita secara pribadi. Mengetahui
potensi kita yang sesungguhnya adalah garis start Anda bisa memulai perjalanan
hidup Anda. Diskusikan potensi Anda dengan orang – orang terdekat dalam hidup
Anda, biasanya mereka bisa memberikan masukan yang bisa dipercaya.
3. Tentukan mimpi
dan target yang ingin dicapai.
Pikirkan mimpi dan target yang
masih ingin dicapai namun hal tersebut adalah hal yang realistis. Dengan
menuliskan 10 hal yang paling ingin Anda lakukan dalam hidup, Anda sedang
menstimulasi otak Anda untuk berimajinasi dan membuat rencana akan hidup Anda
di masa mendatang.
Siap Belajar Hal yang Baru
Sebagian besar dari kita, setelah kita lulus dari
sekolah, hasrat untuk mengejar pengetahuan yang baru pun tidak sebesar saat
kita masih sekolah dahulu. Mungkin kita menjadi semakin mahir dalam melakukan
pekerjaan kita, tetapi kita tidak mempelajari hal yang baru. Ada bukti yang sangat
kuat bahwa pendidikan dan belajar itu mempengaruhi kinerja dan kapasitas otak.
Para peneliti percaya bahwa aktivitas intelektual dapat mencegah otak kita
mengalamai demensia / kepikunan. Bahkan beberapa penelitian memperkirakan bahwa
tingkat pendidikan formal dan kemampuan berbahasa yang rendah merupakan faktor
resiko adanya penurunan kognitif yang parah di usia lanjut.
Namun, jika kita terus belajar dan menantang diri kita,
otak kita akan terus berkembang. Otak manusia dirancang untuk selalu belajar.
Makanan otak kita adalah pengetahuan yang baru. Jadi, belajar adalah langkah
penting untuk meningkatkan kapasitas otak karena setiap kali belajar maka
jaringan otak akan membentuk sambungan – sambungan saraf yang baru.
Carilah topik dan pengetahuan yang menarik. Kita perlu
menantang otak kita untuk selalu mempelajari hal – hal baru, misalnya :
• Belajar komputer / teknologi masa kini
• Jalan – jalan dengan mencari rute baru
• Belajar menguasai satu alat musik
• Mempelajari suatu
ketrampilan baru, misalnya berkebun, melukis, memasak, dsb.
• Rutin membaca koran
setiap hari
• Belajar bahasa asing, dll.
Bahkan, ada penelitian yang mengatakan bahwa mempelajari
bahasa asing bisa membuat pikiran seseorang tetap muda dan
menunda munculnya gejala-gejala penyakit karena usia lanjut seperti Alzheimer's
(lifestayle, www.metrotvnews.com,
2011).Hal ini disebabkan karena penggunaan beberapa bahasa dapat meningkatkan
suplai darah ke otak dan mengaktifkan bagian otak yang belum digunakan, sehingga
ada koneksi saraf yang terjaga.
Jadi, tantang otak untuk
belajar keterampilan baru atau hal-hal yang belum pernah Anda lakukan
sebelumnya. Jika Anda bukan seniman, cobalah untuk belajar melukis atau
memahat. Jika Anda bisa bermain piano, belajarlah memainkan gitar. Temukan
sesuatu yang baru dan menarik untuk dapat menjaga otak tetap aktif.
Aktif Bergerak
Latihan fisik juga dapat meningkatkan kesehatan otak, karena
dapat meningkatkan aliran darah ke otak. Menurut Stanford Center on Longevity
and the Max Planck Institute for Human Development, latihan fisik dapat
meningkatkan perhatian, penalaran dan memori. Beberapa contoh olah raga / latihan fisik yang dapat dilakukan oleh usia lanjut dalam memelihara kebugaran, antara
lain :
1.
Pekerjaan Rumah dan Berkebun.
Kegiatan ini dapat memberikan
suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga kesegaran jasmani, tetapi harus
dilakukan secara tepat, agar nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih
cepat dan otot menjadi lelah. Akan tetapi
perlu selalu dikontrol terhadap peningkatan denyut nadi jangan sampai melebihi
batas maksimal.
2.
Jalan Kaki
Berjalan baik untuk meregangkan otot – otot kaki dan
bila jalannya makin lama makin cepat, akan bermanfaat bagi daya tahan tubuh.
Bila anda memilih jenis ini sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul
5–6, di kala udara masih bersih dan
segar. Lokasi terbaik adalah daerah perkebunan atau pegunungan yang jauh dari
asap kendaraan bermotor, pabrik yang menyebabkan polusi udara.
3.
Berenang
Berenang akan melatih pergerakan seluruh tubuh.
Latihan ini lebih baik lagi untuk orang – orang yang mengalami kelemahan otot
atau kaku sendi, asalkan dilakukan secara teratur.
4.
Lompat Tali
Melompat tali mempunyai beberapa keistimewaan
(menggerakkan tali secara berirama menggerakkan tubuh bagian atas lebih banyak
daripada lari perlahan.
Sumber
Depkes RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan.
Depkes :Jakarta
Salah satu aktivitas fisik yang juga dapat meningkatkan fungsi otak adalah senam otak. Herawati dan Wahyuni (2004) menyatakan bahwa senam otak memberikan pengaruh yang positif pada keseimbangan orang lanjut usia. Pada dasarnya, senam otak merupakan serangkaian latihan gerak sederhana yang membantu mengoptimalkan fungsi dari segala macam pusat yang ada di otak manusia. Senam ini dapat memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, meningkatkan energi tubuh, mengatur tekanan darah, meningkatkan penglihatan, keseimbangan jasmani, dan juga koordinasi (Dennison, 2002).
Panduan Gerakan Senam Otak yang akan dipraktekkan :
1. GERAKAN SILANG
Cara :
Kaki dan tangan digerakkan secara berlawanan. Bisa ke depan, samping, atau
belakang.
Agar lebih ceria Anda bisa menyelaraskan gerakan dengan irama musik.
Manfaat : Merangsang bagian otak yang
menerima informasi (receptive) dan bagian yang
menggunakan informasi (expressive) sehingga memudahkan proses
mempelajari hal-hal
baru dan meningkatkan daya ingat.
Instruksi :
1. Angkat kaki kanan ke
atas menyilang dengan gerakan tangan ke kiri (sentuh paha / sentuh tumit).
2. Angkat kaki kiri ke
atas menyilang dengan gerakan tangan ke kanan (sentuh paha / sentuh tumit).
3. Angkat kaki kiri ke
belakang menyilang dengan gerakan tangan ke kanan.
4. Angkat kaki kanan ke
belakang menyilang dengan gerakan tangan ke kiri.
5. Angkat paha kanan
bersamaan dengan memutar tangan ke arah kanan (bisa juga dilakukan sambil
duduk).
6. Angkat paha kiri
bersamaan dengan memutar tangan ke arah kiri (bisa juga dilakukan sambil
duduk).
2. LUNCURAN GRAVITASI
Cara :
Duduk di kursi dan silangkan kaki. Tundukkan badan dengan lengan ke depan bawah.
Buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik. Lakukan dengan posisi kaki
berganti -ganti.
Manfaat : Mengaktifkan rasa keseimbangan dan koordinasi, meningkatkan
kemampuan
mengorganisasi dan meningkatkan
energi.
Instruksi :
- Duduk di kursi dan silangkan kaki.
- Tundukkan badan dengan lengan ke depan bawah.
- Buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik.
- Lakukan dengan posisi kaki berganti -ganti.
3. MENGAKTIFKAN TANGAN
Fungsinya :
- Peningkatan
fokus dan konsentrasi tanpa fokus berlebihan
- Pernafasan
lebih lancar dan sikap lebih santai
- Peningkatan
energi pada tangan dan jari
Instruksi :
15.
Luruskan
satu tangan ke atas, tangan yang lain ke samping kuping memegang tangan yang ke
atas.
16.
Buang
napas pelan, sementara otot-otot diaktifkan dengan mendorong tangan keempat
jurusan (depan, belakang, dalam dan luar), sementara tangan yang satu menahan
dorongan tsb.
Hidup Bersosialisasi
Interaksi sosial dapat diukur dengan cara seberapa sering
seseorang berkomunikasi dengan teman, tetangga, keluarga, seberapa sering
mereka menghabiskan waktu bersama dengan orang lain. Bersosialisasi merupakan
salah satu latihan mental yang dapat meningkatkan kapasitas otak kita, karena
kita belajar bertemu dan mengelola orang – orang di sekitar kita. Di bawah ini
adalah beberapa penelitian yang mengejutkan :
·
Sebuah tim peneliti Amerika menemukan bahwa berbicara
kepada orang lain selama 10 menit setiap hari dapat meningkatkan memori dan
skor tes intelegensi. Semakin tinggi tingkat interaksi sosial, semakin baik
fungsi kognitif berkembang.
·
Penelitian terhadap 2800 orang yang berusia 65 tahun ke
atas (peneliti dari Harvard) menyatakan bahwa subyek yang memiliki minimal lima
lingkungan sosial dalam hidupnya (komunitas rohani, komunitas seusia, keluarga,
rekan kerja, tetangga, dsb) mengalami lebih sedikit penurunan kognitif
dibandingkan subyek yang tidak memiliki ikatan sosial apapun.
·
Sebuah studi 2006 oleh Dr David Bennett dari Rush
University Medical Center menemukan bahwa memiliki jaringan sosial dapat
memberikan perlindungan terhadap gejala klinis penyakit Alzheimer.
·
Penelitian yang dilakukan oleh Bryan James dari Rush
Alzheimer’s Disease Center menunjukkan, banyak bergaul sama manfaatnya dengan
permainan asah otak seperti teka-teki silang dan sudoku. Makin banyak bergaul,
fungsi otak akan semakin awet. Menurutnya, orang pikun susah bergaul karena tak mudah untuk mengingat wajah dan nama
orang lain.Sebaliknya, penelitian membuktikan orang yang jarang bergaul
mengalami kemunduran fungsi otak dan pikun di usia yang lebih muda
Jadi, otak dapat dilatih dengan menjalani kehidupan sosial Anda, misalnya
dengan mengunjungi teman. Jangan sampai Anda merasa kesepian, karena kesepian
menciptakan sebuah tekanan mental yang akan memicu kerusakan otak. Ingat, Anda
bisa saja sendiri namun tidak kesepian karena Anda yakin bahwa Anda memiliki
orang – orang yang selalu mendukung Anda. Namun, Anda bisa saja berada di
antara orang banyak, tetapi Anda tidak merasa ada yang mendukung Anda dan Anda
tetap kesepian. Jadi, kuncinya adalah mulai membangun hubungan dengan banyak
orang. Kita akan membahas hal ini lebih detil di modul berikutnya.
PENUTUP
Saya akan menutup modul ini
dengan sebuah cerita tentang seorang wanita muda yang memiliki kebiasaan untuk
bercermin setiap saat. Saat dia melihat setitik jerawat, ia mulai kuatir.
Sayangnya reaksi kekhawatirannya berlebihan, ia jadi berpikir bahwa ia benar –
benar tidak cantik, ia selalu menatap ke cermin dan merasa terganggu dengan
jerawat tersebut. Akhirnya ia mulai memiliki jerawat – jerawat lainnya dan ia
mulai terlihat lebih tua dari usianya.
Apa
yang kita PIKIR tentang diri kita, maka seperti ITULAH JADINYA kita.
Ingat bahwa pikiran kita berkuasa. Apapun yang otak /
pikiran kita renungkan, maka tubuh kita akan mengikuti.
DAFTAR PUSTAKA
Diamond, Marian C. (2001). Successful Aging of the Healthy Brain. [On-line]. Available :
Herawati, Isnaini and Wahyuni, wahyuni (2004). Perbedaan
Pengaruh Senam Otak dan Senam Lansia terhadap Keseimbangan pada Orang Lanjut
Usia. [On-line].
Available :
http://eprints.ums.ac.id/524/1/infokes_8_(1)_isnaeni.pdf
Hoyer,
William J. & Roodin, Paul A. (2009). Adult
Development and Aging (5th ed.). New York : McGraw Hill Companies.
Reyes, Diana
(2004). You Can Stay Young and Healthy.
Wordlink Marketing Corporation.
Santrock, John W. (1995). Lifespan Development (5th
ed.). Dallas :
Wm. C. Brown Communications, Inc.
http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/i/ibu-kasur/index.shtml
CreativeMINDS
Psychoeducational Consulting
PT.ANDARI PRIMAKARYA
JL.TIRTAYASA I NO.6 KEBAYORAN BARU JAKARTA
SELATAN