Sabtu, 06 Agustus 2011

Short Attention Span - Sistractible (Gangguan Pemusatan Perhatian)

Ringkasan dari :
How to Help Children with Common Problems
Karangan: Charles E. Schaefer, Ph.D.
Howard L. Millman, Ph.D.

Rentang perhatian adalah panjang waktu yang mengiringi suatu aktivitas. Pemusatan perhatian dipengaruhi oleh kemampuan teralihkan (distractibility), di mana individu secara tidak terkendali berpindah ke aktivitas atau sensasi lain, karena pengaruh kebisingan, cahaya atau perasaan. Persistensi adalah kemampuan untuk tetap terfokus pada suatu kegiatan. Anak yang persistent distractible akan kembali ke satu kegiatan dan menyelesaikannya. Sedangkan anak yang nonpersistent distractible tidak dapat menyelesaikan tugasnya. Perhatian juga membutuhkan kemampuan untuk menentukan fokus dan menyaring materi yang tidak penting. Mekanisme penyaringan yang lemah mengakibatkan kesulitan dalam memperhatikan informasi atau kejadian relevan secara efisien.

Bayi memiliki kemampuan perhatian beragam. Ketika bayi menggapai-gapai sesuatu atau menatap suatu obyek, perhatiannya dapat teralihkan oleh stimulus lain. Bayi yang distractible akan berhenti menyusu ketika mereka terganggu. Seiring dengan perkembangannya, anak akan belajar untuk memperhatikan secara selektif dan tidak memberikan perhatian pada hal yang tidak relevan. Perhatian selektif berkembang bersama usia mental.

a. Anak usia 2 tahun dapat memusatkan perhatian kepada suatu obyek selama 7 menit,
b. Usia 3 tahun 9 menit,
c. Usia 4 tahun 12 menit,
d. Usia 5 tahun 14 menit.

Jika anak usia 2 tahun bermain dengan mainan selama setengah jam, berarti rentang perhatiannya termasuk panjang. Sebaliknya jika setiap hari ia hanya bermain beberapa menit, diindikasikan rentang perhatiannya pendek. Anak balita yang distractible akan bergerak terus-menerus dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain.

Di lingkungan sekolah anak yang distractible sering salah menempatkan benda-benda, tidak dapat menyelesaikan tugas dan terus menerus berpindah ke hal yang baru. Namun demikian rentang perhatian juga bergantung pada tipe stimulus. Jika mainan/kegiatan cukup menarik, anak distractible-pun dapat bermain dengan mainan itu dalam waktu cukup lama.

Meskipun rentang perhatian akan meningkat sesuai dengan usia, namun masih banyak anak-anak yang tetap sulit memusatkan perhatian hingga usia remaja.

Penyebab
Sebagaimana hiperaktif dan impulsif, rentang perhatian pendek (SAS) seringkali disebabkan gangguan perkembangan syaraf. Proses kematangan syaraf yang lambat dan disfungsi otak dapat mengakibatkan SAS.
SAS juga dapat merupakan sifat bawaan. Perbedaan temperamen dapat diamati sejak bayi. Ada anak yang sangat aktif, perhatiannya mudah teralihkan dan bergerak dari satu kegiatan ke kegiatan lain. Anak yang lain dapat sangat persisten, sungguh-sungguh serta tidak mudah teralihkan perhatiannya. Ini adalah suatu proses kerja otak untuk menentukan fokus dan menghilangkan stimulus yang tidak relevan secara tepat. Di samping itu persepsi pun harus tepat.

Persepsi visual dan auditori adalah kemapuan untuk menerima cahaya dan suara, memahami pengertiannya dan berespon secara tepat. Jika anak kurang mampu membedakan hubungan antara fokus dan latar belakang, ini akan mengakibatkan ia kurang dapat memusatkan perhatian. Misalnya, ketika guru berbicara sementara suasana begitu bising, anak tidak dapat memfokuskan perhatiannya pada suara guru sebagai bunyi pokok dan suara bising sebagai latar belakang yang tidak relevan. Di samping itu persepsi visual anak pun menjadi kacau sehingga ia tidak dapat memfokuskan materi visual pokok yang berarti di lingkungannya.

Anak yang tidak memahami tahapan (sequencing) juga akan bingung dan tidak dapat memusatkan perhatian. Tahapan kejadian (pertama, kedua, ketiga dst.) mensyaratkan anak mampu mendengar, memahami, mengingat dan mengambil tindakan yang tepat. Anak kecil yang distractible tidak dapat melakukan "ketuk pintu satu kali, kemudian buka jendela dan kemudian ambil pensil itu."

Faktor lingkungan dan psikologis juga berperan besar dalam menyebabkan SAS. Anak yang merasa cemas dan tidak aman, akan banyak bergantung pada bimbingan dan instruksi orang lain. Mereka tidak dapat mengikat diri (komit) pada satu tugas dan selalu membutuhkan dukungan dan dorongan dari orang lain.

Anak yang kurang matang dan tidak sabar sering menganggap bahwa penyelesaian tugas adalah tidak penting, dan berkata, "Saya ingin mengerjakan hal lain." Oleh karena itu anak seringkali menjadi kecil hati, berhenti mencoba dan tidak menyelesaikan apa yang telah dimulai. Rasa tidak aman dan kurang percaya diri menyebabkan ia tidak mampu memusatkan perhatian dan mudah teralihkan. Di samping itu anak yang banyak berangan-angan dan melamun memiliki perhatian terbatas pada lingkungannya. Masalah dalam memusatkan perhatian juga nampak pada anak dengan kesulitan belajar, terbelakang dan gangguan emosional.

Pencegahan Anak Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian

1. Memberikan Tugas yang Menjamin Keberhasilan Anak
2. Membimbing Anak Memfokuskan Perhatian
3. Perawatan Kandungan yang Baik

Memberikan Tugas yang Menjamin Keberhasilan Anak
Anak sulit memusatkan perhatian pada suatu tugas jika mereka sering dikritik. Penekanan terus-menerus terhadap kesalahan dan bagaimana seharusnya melakukan sesuatu membuat anak menyerah dan putus asa. Anak akan berusaha menghindari perasaan tidak nyaman ini dengan pindah dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain dan tidak mau menghadapi kegagalan yang mungkin terjadi dari tugas yang tidak selesai. Kecemasan dihindari dengan cara tidak memberikan perhatian dan secara konstan bergerak ke situasi yang lain. Oleh karena itu untuk mencegahnya, orang tua harus memilihkan tugas yang diyakini akan berhasil dikerjakan anak dan kemudian memujinya ketika anak usai mengerjakannya.

Anak yang merasa tidak mampu akan segera berhenti memusatkan perhatian ketika ia menghadapi situasi yang dianggap sulit dan menimbulkan frustrasi. Rasa mampu dapat ditingkatkan dengan kombinasi pemberian penghargaan/dorongan serta keberhasilan menyelesaikan tugas.

Tugas yang terlalu sulit atau terlalu mudah tidak akan meningkatkan perasaan mampu. Sehingga orang tua perlu memberikan tugas yang cukup menantang yang menimbulkan perasaan ingin mencoba pada anak. Anak yang merasa bahwa "Saya dapat melakukan hal itu" akan memusatkan perhatiannya dan tidak mudah teralihkan.

Membimbing Anak Memfokuskan Perhatian
Cara memfokuskan perhatian dapat diajarkan sejak kecil. Memuji anak yang dapat memusatkan perhatian adalah kunci pencegahan kurangnya kemampuan pemusatan perhatian. Pujilah anak di bawah usia 3 tahun yang dengan gembira sanggup memainkan satu jenis permainan dalam jangka waktu yang cukup lama. Misalnya, mendirikan dua bangunan rumah dari balok-balok.

Ajarkan ketrampilan pengenalan kesamaan dan perbedaan obyek. Pada tugas ini, anak harus memusatkan perhatian pada bentuk yang menonjol dari obyek agar dapat mengenali persamaan dan perbedaannya. "Bagus sekali, kamu bisa mengambil semua balok yang kecil ke sini dan balok yang besar ke sana." Perhatian yang terfokus secara tidak langsung akan menunjang kemampuan persistensi. Jangan lupa untuk selalu memuji bila anak tidak teralihkan perhatiannya atau tidak mengalami frustrasi. "Wah, hebat lho kamu mau mencoba lagi, padahal hampir gagal."

Ajari anak cara menghindari pengalihan perhatian, salah satu caranya yaitu dengan memberikan contoh tetap meneruskan pengerjaan tugas ketika anak mulai mengacau. Dan jika anak pindah dari satu tugas yang belum selesai ke tugas lain, orang tua dapat membiarkannya dan tidak memarahi anak. Kuncinya adalah jangan memberikan perhatian (positif atau negatif) ketika anak teralihkan perhatiannya.

Pada usia 4 tahun anak perlu belajar melakukan diskriminasi pemusatan perhatian. Mereka dapat membedakan kapan harus memusatkan perhatian (ketika seseorang bicara, membaca dll.) dan kapan tidak perlu memusatkan perhatian (bermain bebas, beristirahat, dll.) Kemampuan memusatkan perhatian dan tidak mudah teralihkan ini selanjutnya akan berhubungan dengan kemampuan belajar di sekolah secara efisien.

Perawatan Kandungan yang Baik
Gangguan pemusatan perhatian dapat diakibatkan gangguan pada masa bayi dalam kandungan. Kondisi fisik ibu hamil dan kesehatan mentalnya berpengaruh pada perkembangan otak janindan kurangnya kemampuan memusatkan perhatian. Telah diketahui umum bahwa mengkonsumsi rokok, narkoba, alkohol dan obat-obatan memiliki efek negatif pada perkembangan janin. Di samping itu, masalah psikologis yang serius pada ibu hamil dapat juga membawa pengaruh pada janin. Hasil penelitian menunjukkan, adanya hubungan antara kurangnya kemampuan konsentrasi dan timbulnya masalah kesulitan belajar dengan ketegangan emosional yang lama pada masa kehamilan.

Tindakan Yang Perlu Dilakukan Untuk Menghadapi Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian
1. Mengatur Lingkungan/Struktur dan Mengurangi Distraksi
2. Memberikan Imbalan ketika Anak Memfokuskan Perhatian
3. Menggunakan Metode Profesional

Mengatur Lingkungan/Struktur dan Mengurangi Distraksi
Cara yang paling baik untuk anak yang mudah teralihkan perhatiannya (distractible) adalah dengan mengatur lingkungan anak untuk meminimalkan sumber yang dapat mengalihkan perhatian dan memaksimalkan ketertarikan pada stimulus yang perlu diperhatikan.

Agar anak dapat lebih efisien dalam memusatkan perhatian, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, misalnya, penggunaan karpet di lantai untuk mengurangi kebisingan. Menyimpan barang-barang tertentu dalam bufet dan laci terkunci. Mengatur meja belajar dengan rapi dan bersih. Membereskan kembali benda-benda setelah selesai belajar atau bermain.

Penggunaan kartu dalam belajar untuk beberapa anak sangat cocok dilakukan, sehingga anak hanya terfokus pada kartu tertentu yang memuat masalah atau gambar yang sedang dipelajari. Anak lain yang mudah terganggu dengan suara bising, dapat menggunakan kapas untuk menutup kuping ketika belajar. Namun demikian kurangi hal-hal tersebut secara bertahap, sehingga anak akhirnya tidak memerlukan menutup kuping lagi.

Pengaturan lingkungan/struktur ini harus dilakukan dengan penuh perencanaan. Jika anak sudah dapat memusatkan perhatian dengan baik pada obyek yang disukainya, maka kemudian mereka harus diperkenalkan pada obyek yang kurang disukai.

Tugas-tugas harian di rumah dan di sekolah pun harus dibuat spesifik, sehingga membuka kesempatan anak untuk berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Oleh karena itu berikan rentang waktu yang pendek dengan tambahan waktu untuk istirahat dan bermain. Rentang waktu penyelesaian tugas secara bertahap akan meningkat jika anak mampu memusatkan perhatian dalam periode waktu yang lebih lama. Penggunaan timer dapat berguna sebagai penunjuk batas akhir tugas atau awal periode bermain. Banyak anak senang dengan penggunaan timer ini dan akan merasa lebih mandiri jika perencanaan interval waktunya pun ditentukannya sendiri.

Mengatur lingkungan/struktur itu membutuhkan strategi. Seluruh instruksi harus diberikan secara jelas dan spesifik. Orang tua harus yakin bahwa anak memperhatikan ketika kita memberikan instruksi. Hindarkan pembicaraan yang tidak berguna. Orang tua yang bicara berlebihan mengganggu anak yang memiliki rentang perhatian pendek. Oleh karena itu instruksi yang jelas adalah yang hanya menyangkut aspek yang relevan dari suatu tugas.

Orang tua pun sebaiknya mencontohkan tingkah laku reflektif, yaitu dengan mengajari anak berhenti sejenak (pause), berpikir dan mendengarkan dan bukan bertindak impulsif (segera, tanpa pertimbangan terlebih dahulu). Dengan cara ini anak akan memiliki kerangka berpikir untuk memfokuskan perhatian pada pembicaraan atau tulisan.
Jelaskan tingkah laku apa yang diharapkan orang tua dari anak secara rinci, dan lakukan segala hal secara teratur dan jelas konsekuensinya. Anak yang mengetahui apa yang diharapkan akan merasa aman dan tidak akan mudah teralihkan perhatiannya.

Memberikan Imbalan ketika Anak Memfokuskan Perhatian
Rentang perhatian, dapat ditingkatkan dengan memberi imbalan pada anak ketika ia dapat memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang lebih lama. Imbalan dapat berupa pujian atau hadiah kecil. Orang tua atau guru dapat menggunakan metode kontrak atau pemberian token (lihat bagian hiperaktivitas).

Berikanlah imbalan walau sekecil apa pun usaha anak untuk memusatkan perhatian. Imbalan semakin ditingkatkan, jika rentang waktu perhatian lebih besar. Anak akan sangat senang jika orang tua menghargai usahanya sebesar apa pun itu. Sehingga anak tidak menganggap, bahwa orang tua hanya menilai kekurangannya saja.

Usaha ini membutuhkan kesabaran tinggi dari orang tua, karena harus dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Cara ini juga dapat diberikan dalam situasi kelompok (misalnya dalam kelas). Penelitian menunjukkan bahwa dengan memberi imbalan pada seorang anak karena dapat memusatkan perhatian dengan baik akan meningkatkan ketrampilan konsentrasi pada anak lain.

Menggunakan Metode Profesional
Bimbingan khusus oleh guru atau terapis dapat dilakukan di sekolah atau secara privat di rumah. Kuncinya adalah mengajarkan ketrampilan dasar yang dapat meningkatkan kemampuan berkonsentrasi.

Beberapa contoh pengajaran yang dapat dilakukan, misalnya:
• Menentukan kata yang salah dalam kalimat. Hal ini dimaksudkan agar anak menyadari adanya kejanggalan pada suatu hal, "Saya memberi garam pada teh agar terasa manis." Kata mana yang salah, mengapa dan apa yang seharusnya?
• Melatih persepsi figure and ground. Latihan diberikan baik secara visual maupun auditori, gambarkan obyek yang penting dari latar belakang yang kurang penting. Guru di kelas adalah pusat perhatian dan benda-benda yang lain adalah latar belakangnya pada saat itu.
• Melatih berpikir sekuensial (keurutan). Cara ini mengajarkan anak untuk mengetahui tahapan apa yang pertama, kedua, ketiga, dst.

Di samping itu anak dapat diajari menggunakan self-talk untuk membimbing tingkah laku mereka di rumah. "Berhenti, lihat dan dengar" dapat diingat anak dan dilatih dalam berbagai situasi. Anak usia 4 atau 5 tahun pun dapat diajari melakukan metode tersebut.

Teknik lain yang dapat digunakan, yaitu, relaksasi dan latihan pernafasan. Ide dasarnya yaitu untuk mengajar anak bagaimana menenangkan dirinya secara fisik maupun psikologis sehingga proses pemusatan perhatian menjadi lebih natural dan efisien. Latihan relaksasi otot cukup efektif untuk anak hiperaktif dan distractible. Sedangkan untuk anak yang mengalami kecemasan, dan ketegangan, atau anak yang merasa tidak aman (ada masalah emosional) dapat melakukan kegiatan bermain yang merupakan bagian dari psikoterapi.

Dengan cara ini masalah dapat ditemukan, dipahami dan diselesaikan, sehingga anak merasa lebih aman akan lebih mampu memusatkan perhatian.

ADHD : Attention Devisit and Hyperactivity Disorder / GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hyperaktivitas.

Apa Itu ADHD dan Penyebabnya
ADHD / GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas) adalah keadaan neurologik-perilaku dengan gejala-gejala yang meliputi kurangnya perhatian, perhatian mudah beralih, hiperaktivitas, kegelisahan yang berlebihan, dan tindakan-tindakan yang bersifat impulsif (bertindak sesuai dorongan hati tanpa memperhatikan situasi).
Diperkirakan antara 3 -7% dari anak usia-sekolah dan 4% dewasa menderita ADHD1.
Biasanya mulai dikenali saat anak berusia sekolah, meskipun dapat didiagnosa pada semua golongan umur. Penelitian memperkirakan bahwa dalam rata-rata kelas dengan 30 murid, 1 diantaranya menderita ADHD2.
Anak laki-laki dengan ADHD lebih banyak 3 banding 1 terhadap anak perempuan dengan kondisi yang sama. Beberapa dokter menganggap bahwa terdapat sama banyak anak perempuan dengan ADHD dibanding anak laki-laki, hanya mereka tidak terdiagnosa sesering anak laki-laki karena anak perempuan kurang mengganggu dan gejalanya masih terkendali sampai usia lebih tua. Sebagai contoh, anak perempuan menunjukkan gejala ADHD secara kurang menyusahkan, seperti kurangnya perhatian.
Penyebab ADHD
Tidak ditemukan satupun penyebab biologis dari ADHD. Tetapi kebanyakan penelitian mengarah kepada gen yang diturunkan dari orang tua sebagai penyumbang utama terjadinya ADHD. Sebagai contoh, penelitian jelas membuktikan bahwa ADHD timbul dalam keluarga, 76% anak dengan ADHD memiliki anggota keluarga dengan kondisi tersebut3.
Terlahir prematur, ibu merokok selama hamil atau stress yang ekstrim selama kehamilan, terpapar alkohol selama dalam kandungan, dan perlukaan otak akibat trauma juga dapat menyumbang pada perkembangan ADHD.
Bagaimana saya mengetahui bahwa anak saya menderita ADHD ?
Karena tidak ada scan pencitraan otak atau tes darah untuk mendiagnosa ADHD, penting bahwa seorang profesional kesehatan yang terlatih khusus untuk mendiagnosa dan mengobati ADHD menilai perilaku anak anda.
Berikut adalah skala dimana orangtua / guru dapat mengisinya untuk mendeteksi dini apakah anak atau murid anda memiliki gejala ADHD atau masih termasuk dalam tingkat perkembangan anak pada umumnya.
____________________________________________________________________________________________
“Sebelum saya terdiagnosa, banyak waktu saya terbuang untuk menyesuaikan diri dengan gejala-gejala ADHD” - penderita ADHD dewasa.
____________________________________________________________________________________________

Sejumlah orang tua cemas karena lebih banyak anak-anak didiagnosa dengan ADHD dibandingkan masa lalu. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan terutama disebabkan oleh meningkatnya kesadaran dan perbaikan diagnosa dari kondisi ini – termasuk diagnosa anak-anak yang mempunyai bentuk ADHD lebih ringan. Karena sekarang lebih banyak masyarakat mengetahui tentang ADHD dan gejala-gejalanya, anak-anak lebih muda, remaja, anak perempuan, dan dewasa dengan kondisi ini lebih mudah dikenali dan diobati.

Meskipun diagnosa ADHD meningkat dan ada kekhawatiran bahwa sejumlah anak secara salah diidentifikasi sebagai menderita ADHD, underdiagnosis masih merupakan masalah.
Masih banyak anak dengan ADHD (hampir separuhnya) yang tidak terdiagnosa dan tidak mendapatkan pengobatan yang semestinya4.

Kelainan yang Dapat Menyertai ADHD
Penelitian membuktikan bahwa 2/3 anak yang didiagnosa ADHD mempunyai paling sedikit satu tambahan kelainan gangguan mental atau belajar.

Untuk memastikan diagnosa yang tepat, dokter yang merawat anak anda akan memeriksa kondisi lain yang memperlihatkan gejala yang mirip dengan ADHD. Dokter dapat menemukan bahwa anak anda menderita ADHD, kondisi lain, atau ADHD dengan kondisi lain. Keadaan dimana terdapat lebih dari satu kelainan disebut kondisi penyerta.

Kondisi penyerta dapat menyebabkan diagnosa dan pengobatan ADHD menjadi lebih sulit. Hal ini juga menyebabkan lebih banyak rintangan bagi anak untuk mengatasinya, karena itu penting untuk mengenali dan mengobati kondisi lain tersebut.

 Kelainan yang Sering Menyertai ADHD:
- Gangguan pola perilaku yang menentang peraturan (Oppositional Defiant Disorder / ODD)
- Gangguan kelakuan (Conduct disorder
- Ketidak-mampuan belajar dan berbahasa (Learning and language disabilities)
- Gangguan cemas (Anxiety disorder
- Gangguan depresi (Depressive disorder)
- Gangguan bipolar (Bipolar disorder)
- Penyakit Tourette (Tourette's Disorder)

Gangguan pola perilaku yang menentang peraturan (Oppositional Defiant Disorder / ODD) – Gangguan kelakuan (Conduct disorder)
Anak dengan ODD sering tidak patuh kepada peraturan dan punya kecenderungan untuk menyusahkan orang lain. Sejumlah anak dengan ADHD yang menunjukkan masalah tingkah laku dapat didiagnosa dengan gangguan perilaku.
Gangguan perilaku adalah kelainan psikiatrik yang serius dimana anak bersifat agresif terhadap orang dan binatang, merusak barang, dan seringkali melanggar aturan di masyarakat.

Ketidak-mampuan belajar dan berbahasa (Learning and language disabilities)
25 sampai 30 persen anak dengan ADHD juga mengalami masalah dalam bahasa atau belajar. Anak dengan kondisi penyerta ini dapat mengambil manfaat dari terapi sekolah dan bahasa, juga bantuan tambahan di sekolah.

Gangguan cemas (Anxiety disorder) dan Depresi (Depressive disorder)
Tambahan pula, 33 persen anak dengan ADHD juga memiliki kecemasan (anxietas) atau gangguan alam perasaan (seperti depresi). Anak dengan masalah ini dapat ditolong dengan pengobatan tambahan, termasuk terapi bicara, obat, atau keduanya.

Gangguan bipolar (Bipolar disorder)
Salah satu keadaan yang lebih serius yang mungkin terjadi bersamaan dengan ADHD adalah gangguan bipolar. Sejumlah tanda yang menunjukkan anak anda mempunyai gangguan bipolar adalah rasa gembira yang berlebihan, pola pikir cepat, dan kurang perlu tidur, sangat iritabel, sensitif dan reaktif secara berlebihan serta emosinya sering dikatakan seperti “roller-coaster”.

Hanya klinisi yang berkualifikasi kesehatan jiwa yang dapat menentukan apakah kelakuan anak anda disebabkan oleh ADHD, kondisi lain, atau kombinasi keduanya5.
____________________________________________________________________________________________
Bila obat-obat ADHD gagal memperbaiki gejala-gejala pada anak, hal tersebut mungkin merupakan tanda adanya kondisi penyerta.
____________________________________________________________________________________________
Dampak ADHD  
ADHD dapat mengganggu kemampuan anak untuk berprestasi di sekolah serta kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan hubungan sosial (dengan lingkungan).  ADHD dapat meningkatkan risiko anak dikeluarkan dari sekolah atau menghadapi problem disiplin. ADHD juga dihubungkan dengan meningkatnya risiko untuk bermasalah dengan mengemudi secara membahayakan, merokok dan penyalah-gunaan zat.
Dampak ADHD bila tidak diobati
- Meningkatnya risiko untuk gagal dan putus sekolah
- Problem dengan tingkah laku dan disiplin
- Kesulitan sosial dan perselisihan keluarga
- Luka akibat kecelakaan
Penyalahgunaan alkohol dan obat
- Depresi dan gangguan mental lainnya
- Problem dalam pekerjaan
- Kecelakaan saat mengemudi
- Kehamilan yang tidak diinginkan
- Kenakalan remaja, kriminalitas, dan penahanan (oleh yang berwajib)

Profesional yang dapat mendiagnosa dan menangani ADHD
Gejala ADHD harus dinilai oleh seorang profesional kesehatan yang memiliki kualifikasi untuk menilai anak dengan ADHD. Profesional yang mengobati anak dengan ADHD harus terlatih untuk mendiagnosa dan mengobati ADHD. Mereka juga harus memiliki pengetahuan yang menyeluruh mengenai perkembangan anak normal. Penanganan dapat meliputi terapi dengan obat, terapi perilaku/tingkah laku atau kombinasi keduanya. 


Profesional
Dapat Mendiagnosa ADHD
Dapat Meresep obat jika diperlukan
Menyediakan Konseling, Psikoterapi dan pelatihan
Melakukan Assesment, Intervensi, Psiko Tes
Psikolog Klinis
Ya
Tidak
Ya
Ya
Dokter Psikiatri
Ya
Ya
Ya
Tidak
Dokter Anak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Dokter Saraf
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Terapis
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Source : National Institute of Mental Health

Petunjuk Penanganan ADHD untuk Orangtua
Terapi yang umum diberikan dalam penanganan ADHD:
  1. Terapi Perilaku
  2. Farmakoterapi (Pemberian obat)
  3. Terapi kombinasi (Terapi perilaku + pemberian obat)
Cara penanganan yang efektif

Untuk membantu keluarga membuat keputusan penting mengenai penanganan ADHD, National Institute for Mental Health (NIMH) melakukan penelitian yang paling mendalam yang pernah dilakukan untuk menilai penanganan ADHD. Penelitian ini dinamakan The Multimodal Treatment Study of Children with ADHD (MTA). Data dari penelitian ini memperlihatkan bahwa pemberian obat stimulan (methylphenidate - obat stimulan yang umum digunakan untuk ADHD) efektif dalam mengatasi gejala ADHD, baik secara tersendiri atau dalam kombinasi dengan terapi perilaku. Juga ditemukan bahwa penanganan yang meliputi obat lebih efektif terhadap gejala-gejala ADHD (seperti hiperaktifitas) dibanding terapi perilaku saja6.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa untuk kebanyakan anak dengan ADHD, obat-obatan secara dramatis mengurangi hiperaktifitas, memperbaiki perhatian, dan meningkatkan kemampuan untuk bergaul dengan orang lain.
Meskipun obat secara tersendiri terbukti mengobati ADHD, penelitian MTA memperlihatkan bahwa menggabungkan terapi perilaku dengan obat berguna dalam membantu keluarga, pengajar, dan anak dalam mengubah perilaku yang menimbulkan masalah di rumah dan di sekolah.

Terapi Psikososial / Terapi Perilaku
Terapi psikososial / terapi perilaku sendiri, seperti pelatihan kemampuan sosial atau terapi individual, tidak terbukti sama efektifnya dengan obat dalam mengobati gejala-gejala utama ADHD. Tetapi terapi perilaku sendiri dapat dianjurkan sebagai terapi awal bila gejala ADHD cukup ringan, diagnosa ADHD belum pasti, atau keluarga memilih terapi ini.

Apakah anak anda sedang makan obat atau tidak, terapi perilaku dapat membantu pengelolaan gejala-gejala ADHD dan mengurangi dampaknya pada anak anda.
Banyak orangtua mendapatkan bahwa cara terbaik untuk menggunakan tehnik ini adalah dengan bekerja sama dengan seorang terapis yang berpengalaman dalam masalah perilaku. Banyak dokter menganjurkan kepada orangtua dan penanggungjawab untuk mengikuti kelas / seminar bagi orangtua, terutama yang terfokus pada penanganan anak dengan ADHD.
 Apakah anak saya bisa sembuh ?
Terapi dengan pemberian obat merupakan cara yang sangat efektif untuk mengatasi gejala ADHD, tetapi hanya bekerja apabila digunakan sesuai peresepan. Berbeda dengan antibiotik dan obat-obat sejenisnya yang dimakan dalam periode singkat untuk mengobati infeksi dan gangguan lain, obat ADHD tidak ada yang dapat menyembuhkan dalam jangka waktu yang singkat. Untungnya, kebanyakan anak dengan ADHD dapat mengalami perbaikan nyata dengan kombinasi obat-obatan dan terapi perilaku7.

Apakah ada risiko anak saya ketergantungan dengan obat ?
Sejumlah orang tua cemas bahwa obat ADHD akan menyebabkan anaknya mengalami ketergantungan. Hal ini merupakan kesalah-pengertian yang umum menyangkut obat ADHD.
Menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA), anak yang menggunakan obat untuk mengobati ADHD akan lebih sedikit mengalami masalah penyalahgunaan zat dibanding anak ADHD yang tidak mendapatkan obat8.

____________________________________________________________________________________________
Bila digunakan secara tepat, obat ADHD golongan stimulan tidak menyebabkan ketergantungan.
____________________________________________________________________________________________

Bagaimana saya menjelaskan obat kepada anak saya ?
Adalah penting bahwa anak anda mengerti tentang obat ADHD, mengapa diresepkan dan bagaimana obat dapat membantunya. Hal ini terlebih lagi penting bagi anak-anak yang lebih besar dan remaja, yang merasa khawatir akan menjadi “berbeda” karena mereka harus minum obat.
Anda mungkin bisa membandingkan makan obat ADHD dengan menggunakan kaca mata. Menggunakan kaca mata dapat membantu karena memperbaiki penglihatan, dan hal ini sama seperti obat ADHD yaitu memberikan kontrol tingkah laku yang lebih baik sehingga lebih mudah untuk fokus,  memperhatikan, belajar dan berkelakuan baik.

Bagaimana pengaruh obat terhadap perasaan anak saya ?
Untuk kebanyakan anak, obat ADHD akan membuat mereka lebih tenang dan lebih mampu untuk fokus dan berkonsentrasi. Beberapa dari perubahan ini mungkin luput dari perhatian anak – meskipun orangtua dan guru dapat melihat perubahan tingkah laku yang positif bila obat bekerja dengan seharusnya. Obat ADHD seharusnya tidak mengubah kepribadian dasar anak meskipun membuatnya kurang hiperaktif dan lebih memperhatikan. Kadang anak melaporkan perasaan yang sedikit tidak biasa / berbeda waktu pertama makan obat ADHD, tetapi perasaan ini biasanya ringan dan akan menghilang.
Efek samping pengobatan dan cara mengatasinya
Beberapa efek samping yang paling sering dan dapat diperkirakan dari obat ADHD adalah berkurangnya nafsu makan, gangguan tidur, sakit kepala, nyeri lambung, dan iritabilitas (mudah marah). Efek samping ini biasanya membaik setelah beberapa bulan pengobatan.
Efek samping biasanya tidak membahayakan, tetapi semuanya harus dilaporkan kepada dokter yang mengobati – terutama bila menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu kegiatan anak sehari-hari.
Efek samping sering kali dapat dikurangi dengan mengganti obat, menggunakan bentuk sediaan obat yang berbeda, menyesuaikan dosis, atau mengubah waktu makan obat.

Bagaimana cara terbaik mengatasi beberapa efek samping umum yang mungkin terjadi pada anak saya ?
Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengurangi masalah yang disebabkan oleh efek samping terkait obat ADHD.
Berkurangnya nafsu makan: Beberapa jalan keluar dari penurunan nafsu makan antara lain memberikan obat setelah sarapan, memberikan anak porsi makan yang besar pada malam hari dimana kerja obat mulai berkurang atau tersedianya makanan bilamana anak merasa lapar. Bila nafsu makan anak berkurang untuk jangka waktu lama, anda dapat berkonsultasi kepada dokter yang merawat.

Gangguan tidur: Bila anak anda menggunakan obat ADHD dan mengalami masalah gangguan tidur, konsultasikan dengan dokter untuk memberikan obat pada jam yang lebih pagi setiap harinya.
Terlepas dari penyebab masalah tidur anak anda, merancang persiapan tidur yang sehat secara rutin akan membantu mereka untuk tidur. Aktivitas seperti mandi, sikat gigi, membaca, atau membacakan sesuatu sebelum tidur dapat membantu anak lebih santai. Juga hindari alat elektronik yang merangsang dan menyebabkan perhatian mudah beralih, seperti radio, komputer, dan televisi sebelum tidur.

Iritabilitas (mudah marah) & perburukan tingkah laku: Sejumlah anak yang mendapatkan obat ADHD tampaknya bertambah iritabel (mudah marah) dan gejala-gejala ADHD meningkat waktu sore atau malam hari. Hal ini disebut sebagai “rebounding” oleh sejumlah dokter dan mungkin disebabkan oleh berkurangnya efek obat. Untuk mengatasi hal ini, dokter mungkin mengusulkan untuk menggunakan obat dengan masa kerja lebih panjang atau menambah stimulan lepas-langsung pada waktu sore / malam hari5.

Efek Samping lain: Apabila ada pertanyaan atau kekhawatiran mengenai efek samping lainnya, hubungi dokter yang merawat anak anda.

Apakah ada masa istirahat obat bagi anak saya ?
Di masa lalu, dokter sering menganjurkan agar anak istirahat dari makan obat ADHD setelah sekolah, akhir minggu, atau liburan sekolah. Sekarang dokter umumnya menganjurkan agar anak tetap makan obat ADHD sepanjang waktu supaya mendapatkan efek menguntungkan selama di rumah dan waktu bermain atau selama liburan, sehingga mereka tetap bisa beraktivitas dengan aman dan tidak mengganggu orang-orang disekitarnya9. Tetapi penghentian obat sementara atau pengurangan dosis obat dapat dipertimbangkan bilamana anak anda mengalami efek samping yang mengganggu.

Kapan penghentian obat diperbolehkan ?
Banyak anak yang didiagnosa ADHD akan mengalami masalah dengan satu atau lebih gejalanya pada masa kehidupan lebih dewasa. Dalam kasus ini, obat ADHD dapat dilanjutkan sampai dewasa untuk membantu mengatasi gejala tersebut.
Untuk kebanyakan lainnya, gejala ADHD berkurang seiring waktu saat mereka tumbuh mengatasi ADHD atau belajar mengkompensasi gejala perilaku mereka. Gejala yang paling cenderung berkurang seiring waktu adalah hiperaktifitas.

Beberapa tanda bahwa anak anda mungkin sudah siap untuk mengurangi atau menghentikan obat ADHD adalah:
1) anak anda sudah bebas gejala selama lebih dari satu tahun dengan obat,
2) anak anda semakin bertambah baik, dengan dosis obat yang tetap,
3) perilaku anak anda tetap baik meskipun melewatkan satu atau dua dosis obat, atau
4) anak anda mengembangkan kemampuan baru untuk berkonsentrasi.

Pilihan untuk menghentikan obat ADHD harus dibicarakan dengan dokter yang mengobati, guru, anggota keluarga, dan anak anda. Anda akan mendapatkan bahwa anak memerlukan dukungan khusus dari guru dan anggota keluarga untuk mempertahankan tingkah laku yang baik setelah obat dihentikan. Anda juga perlu untuk mengamati perilaku anak anda setelah obat dihentikan untuk memastikan gejala yang tersisa dapat ditangani.
Pengobatan yang belum terbukti
Apakah obat alternatif untuk ADHD, seperti diet khusus atau suplemen herbal,  bermanfaat ?

Orangtua seringkali mendengar laporan tentang “pengobatan ajaib” untuk ADHD di televisi, majalah, atau sebagai iklan. Sebelum mempertimbangkan salah satu pengobatan untuk ADHD, perhatikan apakah sumber informasi ini tidak bias (memihak) dan apakah klaim yang dikemukakan valid (sahih), dan bicarakan dengan dokter yang merawat anak anda.

Beberapa pengobatan untuk ADHD yang sering dibicarakan tetapi belum terbukti adalah diet khusus, suplemen herbal, terapi homeopatik, terapi vision (penglihatan), penyesuaian kiropraktik, terapi infeksi ragi, obat-obat anti-mabuk-perjalanan, pelatihan metronom, stimulasi auditori (pendengaran), penerapan kinesiologi (menyusun-ulang tulang-tulang di tengkorak), dan biofeedback gelombang otak10.

Meskipun akan sangat baik bila pengobatan-pengobatan seperti ini memberikan hasil, riset ilmiah yang cermat tidak membuktikan bahwa alternatif-alternatif ini efektif dalam mengatasi gejala-gejala ADHD – dan yang pasti tidaklah “menyembuhkan”.
Selalu ceritakan kepada dokter tentang setiap terapi alternatif, suplemen, atau obat bebas yang digunakan anak anda. Zat /obat-obat tersebut dapat berinteraksi dengan obat yang diresepkan dokter dan mengganggu kemajuan anak anda atau menimbulkan risiko pada keamanan anak anda.

Bila anda berencana untuk mencoba pengobatan ini, adalah bermanfaat untuk menggunakan penilaian keberhasilan yang sama yang akan anda gunakan terhadap obat yang disetujui oleh FDA. Termasuk skala penilaian perilaku dan target pencapaian spesifik yang anda tetapkan bila berkonsultasi dengan dokter yang merawat anak anda.

Selasa, 02 Agustus 2011

Speech Delay, Usia Dua Tahun Belum Juga Bicara

Sisca, 2, belum juga bisa mengeluarkan sepatah kata. Padahal anak seusianya sudah mulai terampil berbicara. Apakah dia mengalami keterlambatan bicara?

SEORANG anak mulai memperlihatkan keterampilan bicara pada usia 1,6 tahun–2 tahun. ”Walaupun artikulasi atau pengucapan kata-katanya belum jelas,”kata psikolog anak Woro Kurnianingrum dari Angel's Wing. ”Namun ada juga anak yang baru bisa bicara ketika berusia di atas 2 tahun,” katanya. Ketika ada anak belum bisa bicara saat menginjak usia dua tahun, orangtua boleh khawatir, tapi jangan panik. Orangtua dapat mulai mencari-cari tahu apa penyebabnya?

Tapi, jangan cepat mengambil kesimpulan bahwa anaknya mengalami keterlambatan bicara atau speech delay. Setiap anak berbeda-beda tahapan perkembangannya. Jadi, mungkin saja ada anak yang di usia dua tahun lancar bicara, tapi ada anak yang bicaranya masih belum jelas di usia yang sama. Woro mengungkapkan, dalam berbahasa ada yang dinamakan reseptif dan ekspresif.

Reseptif adalah kemampuan si anak untuk memahami apa yang diucapkan orang lain. Sementara ekspresif adalah kemampuan si anak mengekspresikan pikirannya dengan berbicara. Bagaimana mengetahui kemampuan reseptif anak? Sebagai contoh, ketika orangtua memberikan perintah kepada anaknya agar mengambilkan gelas, mampukah si anak memahami perintah tersebut? (Baca artikel Perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia 0-36 bulan)

Bila ternyata anak mampu memahami, berarti kemampuan reseptif anak tidak bermasalah. Pengecekan selanjutnya adalah pada kemampuan ekspresif. Kalaupun belum baik, bisa saja memang tahapannya baru sebatas kemampuan reseptif yang baik. Sering kali orang menganggap anak terlambat bicara tanpa mengetahui faktor reseptif dan ekspresif tadi. Anak yang mengalami keterlambatan bicara biasanya memiliki kendala pada faktor reseptif.

”Kita bisa memberikan latihan- latihan dengan menstimulasi anak agar dapat memahami dan melafalkan ucapan. Misalkan, mama atau papa. Apakah dia bisa mengulanginya,” kata Woro. Kalau ternyata si anak tidak bisa mengeluarkan suara sama sekali, padahal dia sudah menginjak usia dua tahun. Orangtua boleh khawatir dan mencari-cari tahu.Dengan cara mengecek kondisi fisik berkaitan dengan aspek reseptif.

Apakah ada masalah dengan pendengaran atau pita suaranya. Bila ternyata si anak bisa menirukan lafal /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/, itu artinya tidak ada masalah dengan kemampuan berbicara anak. Bila berjalan hingga usia tiga tahun belum juga bisa bicara, tapi dia memahami pembicaraan orang lain, orangtua dapat berkonsultasi kepada ahlinya. Seperti ke dokter anak untuk mengetahui kondisi fisik anak atau ke psikolog untuk mengetahui apakah ada gangguan dalam perkembangan psikologisnya. Bisa juga mendatangi ke pusat terapi wicara untuk melakukan stimulasi dan terapi.

Pakar perkembangan anak Dr Miriam Stoppard mengatakan, tahapan perkembangan kemampuan bicara dan berbahasa dapat dibagi dalam dua fase, yakni usia perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa, sejak bayi usia 0–8 minggu. ”Pada masa perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa, seorang bayi akan mendengarkan dan mencoba mengikuti suara yang didengarnya,” katanya. Tidak hanya itu, sejak lahir dia sudah belajar mengamati dan mengikuti gerak tubuh serta ekspresi wajah orang yang dilihatnya dari jarak tertentu.

Meski masih bayi,seorang anak mampu memahami dan merasakan adanya komunikasi dua arah dengan memberikan respons lewat gerak tubuh dan suara. Sejak usia dua minggu pertama, dia mulai terlibat dengan percakapan, dan pada minggu ke-6 ia akan mengenali suara sang ibu, dan pada usia 8 minggu, ia mulai mampu memberikan respons terhadap suara yang dikenalinya. Kemudian, tahapan selanjutnya adalah perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa.

Tidak lama setelah seorang bayi tersenyum, ia mulai belajar mengekspresikan dirinya melalui suara-suara yang sangat lucu dan sederhana, seperti /eh/, /ah/, /uh/, /oh/ dan tidak lama kemudian ia akan mulai mengucapkan konsonan seperti /m/, /p/, /b/, /j/ dan /k/. Pada usia 12 minggu, seorang bayi sudah mulai terlibat pada percakapan ”tunggal”dengan menyuarakan /gaga/, /ah goo/, dan pada usia 16 minggu, ia makin mampu mengeluarkan suara seperti tertawa atau teriakan riang, dan babbling. Pada usia 24 minggu, seorang bayi akan mulai bisa menyuarakan /ma/, /ka/, /da/ dan sejenisnya.Sebenarnya banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak sudah mulai memahami apa yang orangtuanya atau orang lain katakan. (nuriwan trihendrawan).